摘要:Sebagai kawasan peri-urban dari Kota Jogja, Kabupaten Sleman mengalami transition zone dimana terdapat beberapa peralihan fungsi lahan, aktivitas ekonomi, dan kondisi sosial. Beberapa transisi tersebut menjadikan keberagaman status sosial ekonomi penduduknya. Dalam konteks pembangunan, jika tidak dikelola dengan baik, keberagaman status ekonomi sosial di suatu daerah seringkali rentan dengan diskriminasi kaum minoritas sehingga menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan karena tidak adanya koordinasi satu sama lain. Diskriminasi atau pengasingan terhadap suatu kaum tertentu di daerah perumahan biasa dikenal dengan segregasi perumahan. Pada studi ini, peneliti ingin mengetahui “apakah terdapat pengaruh perilaku sosial pada segregasi perumahan? Jika demikian, seberapa kuat pengaruh perilaku sosial terhadap segregasi tersebut?”. Analisis pengaruh perilaku sosial terhadap segregasi dilakukan terhadap beberapa faktor sosial dan ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa di wilayah studi, terjadi segregasi perumahan khususnya segregasi tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dimana keduanya dipengaruhi oleh faktor pendapatan penduduk yang mencapai 20,8% untuk segregasi tingkat pendidikan dan 19% untuk segregasi tingkat pendapatan. Daerah yang memiliki tingkat segregasi rendah terletak di Ngaglik, Depok, Berbah, Gamping dan Ngemplak. Sedangkan daerah yang memiliki tingkat segregasi tinggi terletak di Godean, Kalasan, Ngemplak, dan Sleman. Kata kunci: sosial budaya, sosial ekonomi, segregasi perumahan.