摘要:Semakin terbatasnya ruang di pusat kota sementara pertambahan penduduk semakin pesat menyebabkan ruang aktivitas berkembang ke pinggiran kota. Salah satunya adalah Kawasan Banyumanik dengan fungsi sub pusat pengembangan Kota Semarang yang mengalami pertambahan penduduk pesat dan berkembang menjadi pusat aktivitas baru dilengkapi jaringan jalan penghubung yang membentuk struktur ruang kawasan. Meskipun telah terbentuk pusat-pusat aktivitas dan pelayanan di Kawasan Banyumanik, ketergantungan penduduk dan intensitas pergerakan menuju pusat kota masih tinggi sehingga mengindikasikan pusat-pusat aktivitas di kawasan ini belum dapat melayani kebutuhan penduduk. Di sisi lain, untuk menciptakan kota yang berkelanjutan dan dapat melayani kebutuhan penduduk, konsep Compact City dikembangkan melalui guna lahan campuran, kepadatan tinggi, dan transportasi umum yang efisien. Penelitian ini bertujuan mengkaji karakteristik compactness struktur ruang Kawasan Banyumanik, elemen-elemen yang mempengaruhinya, serta mengkaji trend perkembangannya berdasarkan pendapat pakar. Penelitian menggunakan pendekatan positivistik dengan teknik analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan struktur ruang Kawasan Banyumanik belum membentuk ruang kompak ditandai dengan kepadatan rendah, guna lahan campuran berkembang linear, transportasi publik belum menjangkau beberapa permukiman, dan dominasi penggunaan kendaraan pribadi dibanding angkutan umum dan berjalan kaki. Kata kunci: struktur ruang, compactness, guna lahan campuran, kepadatan, pergerakan