摘要:Tulisan ini mengkaji karakteristik aktivitas pedagang kaki lima (PKL) di ruang kota dengan studi kasus kawasan pendidikan Tembalang, Kota Semarang. Studi ini menggunakan metode kuantitatif dengan paradigma positivistik dalam penarikan kesimpulannya. Dewasa ini kegiatan di kota‐kota di Indonesia cenderung dualistik, yaitu formal dan informal; baik dari penampilan fisik maupun secara sosial‐ekonomi dan sosial‐budaya. Tembalang sebagai salah satu kawasan cepat berkembang di Kota Semarang akibat aktivitas pendidikan juga mengalami kecenderungan tersebut, ditandai dengan meningkatnya aktivitas perdagangan dan jasa sektor formal berupa pertokoan, bersamaan dengan sektor informal berupa pedagang kaki lima (PKL). Di satu sisi perkembangan ini terjadi dengan pesat di kawasan fungsional yang belum mengakomodasi kegiatan PKL dalam perencanaanya. Akibatnya, pertumbuhan yang cenderung spontan dan tidak terencana ini berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan di masa depan. Di sisi lain, keberadaan PKL dapat membantu masyarakat khususnya mahasiswa dalam memenuhi kebutuhannya karena keunggulan dalam hal lokasi yang lebih dekat dan harga yang lebih terjangkau, terutama ketika dibandingkan dengan barang dan jasa yang tersedia di sektor formal. Kata kunci: aktivitas, Pedagang Kaki Lima / PKL, ruang