摘要:The characteristics and in vitro fertilization (IVF) ability of ram spermatozoa collected from cauda epididymal was examined. Ejaculated spermatozoa was used as control group in this experiment. Characteristics of spermatozoa including the percentage of progressive motility, viability, abnormality and membrane integrity were evaluated before and after freezing. Fertilization ability of post-thawed spermatozoa in both group was examined based on the pronucleus formation after IVF of in vitro matured (IVM) oocytes. Results from these study showed that there were no significant differences in the characteristics between cauda epididymal and ejaculated spermatozoa before freezing. After freezing, motility of ejaculated spermatozoa was higher than epididymal spermatozoa (54.00±2.24% vs 48.00±4.47%), however the membrane integrity of epididymal spermatozoa was higher than ejaculated spermatozoa (75.38±9.32% vs 65.54±11.88%) (P experiment revealed that the ability of post-thawed epididymal spermatozoa to fertilize oocytes (61.40%, 42.98%, 18.42% for total, normal and polysperm, respectively) did not differ from that of ejaculated spermatozoa (66.67%, 48.78%, 17.89% for total, normal and polysperm, respectively). These results indicate that ram spermatozoa collected from cauda epididymal and then frozen have the ability to fertilize ram ooctyes in vitro in the similar rate with ejaculated spermatozoa.
其他摘要:Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari karakteristik spermatozoa dari kauda epididimis domba dan kemampuannya untuk memfertilisasi oosit secara in vitro setelah dibekukan. Spermatozoa dari ejakulat digunakan sebagai kelompok kontrol. Karakteristik (persentase motilitas, viabilitas, ab normalitas dan integritas membran) spermatozoa dari kauda epididimis dan ejakulat dievaluasi sebe lum dan setelah dibekukan. Kemampuan spermatozoa untuk memfertilisasi oosit secara in vitro setelah dibekukan dievaluasi berdasarkan pembentukan pronukleus setelah fertilisasi in vitro (FIV). ata yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik spermatozoa dari kauda epidi dimis segera setelah dikoleksi tidak berbeda dengan spermatozoa dari ejakulat. Motilitas spermatozoa kauda epididimis lebih rendah daripada spermatozoa ejakulat setelah equlibrasi ke-2 (65 vs 72, 00±4,47%) dan setelah dibekukan (post (48, 00±4,47% vs 54, 00±2,24% ) (P<0,05). Namun demikian spermatozoa dari kauda epididimis mempunyai integritas membran yang lebih tinggi pada tahap post-thawing daripada spermatozoa ejakulat (75,38±9,32% vs 65, 54±11 ,88%) (P<0,). Berdasarkan pembentukan pronukleus setelah FIV didapatkan hasil bahwa tingkat fertilisasi spermatozoa dari kauda epididimis (61,40%, 42,98%, 18,42%, berturut-turut untuk total, normal, dan polispermia) tidak berbeda dengan spermatozoa ejakulat (66,67%, 48,78%, 17,89%, berturut-turut untuk total, normal, dan polispermia). Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa segera setelah dikoleksi, spermatozoa dari kauda epididimis mempunyai karakteristik yang sama dengan spermatozoa ejakulat. Walaupun setelah pembekuan motilitas spermatozoa kauda epididimis lebih rendah dari spermatozoa ejakulat, tingkat fertilisasi dari spermatozoa kauda epididimis tidak berbeda dengan spermatozoa ejakulat.