摘要:Coffee husks is an abundant crop residue but the content of anti nutritional substances such as caffeine, tannin, and lignin limit its utilization as feed ingredients. Higher fungi such as Pleurotus ostreatus have the ability to biotransform lignocellulosic materials through their extracellular enzyme activities. This study was carried out to assess the effect of solid state fermentation by using P. ostreatus on nutrient composition of coffee husk and to evaluate its potency as ruminant feed in vitro. The in vitro experiment was conducted to determine fermentability of treated coffee husk. The usage rate of fermented coffee husk was mimicked feeding level to mid lactation dairy cows; 0%, 10%, 20%, 30%, and 40% (R0 to R4). Fermentation of coffee husk by P. ostreatus increased its protein, from 10.36% to 12.14%, and cellulose, from 19.51% to 24.80%, and decreased its lignin, from 65.42% to 45.04%, tannin from 1.02% to 0.18%, and caffeine, from 1.39% to 0.20%, concentrations. There were no differences in ruminal pH and N-ammonia production but volatile fatty acid production and dry matter digestibility decreased as the fermented coffee husk level increased. The ruminal protozoa population in fermented coffee husk diets was lower than the control diets (P<0.05). In conclusion, it is possible to use 20% of fermented coffee husk in the ration.
其他摘要:Kulit buah kopi merupakan suatu limbah pertanian yang cukup banyak ketersediaannya, tetapi bahan-bahan anti nutrisi yang dikandungnya seperti kafein, tannin dan lignin membatasi penggunaannya sebagai bahan pakan. Jamur kelas tinggi seperti Pleurotus ostreatus memiliki kemampuan untuk mengubah secara biologis bahan-bahan lignoselulosa melalui aktivitas enzim ekstraseluler yang dihasilkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi komposisi nutrisi kulit buah kopi yang difermentasi dengan P. ostreatus dan potensi kulit buah kopi hasil fermentasi sebagai bahan pakan ruminansia secara in vitro. Percobaan pemberian pakan in vitro bertujuan untuk menentukan fermentabilitas kulit buah kopi yang telah difermentasi. Tingkat penggunaan kulit buah kopi yang telah difermentasi disusun untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sapi perah yang berada pada fase laktasi pertengahan; 0%, 10%, 20%, 30% dan 40% (R0 sampai R4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kadar protein dari 10,36% menjadi 12,14% dan kadar selulosa dari 19,51% menjadi 24,80%, dan penurunan kandungan lignin dari 65,42% menjadi 45,04%, tanin dari 1,02% menjadi 0,18%, dan kafein dari 1,39% menjadi 0,20%. Tidak terdapat perbedaan dalam pH rumen dan produksi N-amonia tetapi produksi volatile fatty acid (VFA) dan kecernaan bahan kering menurun seiring dengan meningkatnya level kulit buah kopi fermentasi. Jumlah populasi protozoa dalam ransum yang mengandung kulit buah kopi fermentasi menurun dibandingkan ransum kontrol (P<0,05). Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan kulit buah kopi hasil fermentasi sampai 20% memungkinkan untuk diterapkan.