摘要：The aim of this research was to evaluate the quality of vegetable waste silages, using rice bran, onggok (cassava flour waste) and pollard as carbohydrate sources. Vegetable waste was collected from local traditional market, consisted of corn husk, chinese cabbage and cabbage. Research was held in randomized block design consisted of six treatments with 3 replications. Treatments were (T1) vegetable waste + rice bran, (T2) vegetable waste + rice bran + rice straw, (T3) vegetable waste + onggok, (T4) vegetable waste + onggok + rice straw, (T5) vegetable waste + pollard, (T6) vegetable waste + pollard + rice straw. Lactobacillus plantarum 1A-2 was used as innoculant. The quality of silages was evaluated by measuring pH, temperature, population of lactic acid bacteria and lactic acid production. Nutrient characteristic was determined by proximate and fiber analysis. Results showed that pH of silages were not affected by treatments, but silage treated with rice bran, with or without rice straw addition, had higher temperature compared with others (29 oC or 28.3 oC). The highest population of lactic acid bacteria (1.65 x 109 cfu/g) was found in silage using rice straw and onggok (T4), but the highest lactic acid production (0.41%) was measured in silage using rice straw and rice bran (T2). In general, the use of rice bran as carbohydrate sources gave the highest lactic acid production followed by pollard and onggok. Different carbohydrate source gave different nutrients characteristic. Although the result was not significantly different, silage with highest protein content was measured in silage with pollard as carbohydrate source, followed with rice bran and onggok. The result showed that all carbohydrate sources used in this experiment can be used as silage ingredient resulting in good vegetable waste silage.
其他摘要：Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas silase limbah sayuran pasar yang menggunakan sumber karbohidrat yang berbeda yaitu dedak padi, onggok dan pollard. Limbah sa yuran pasar diperoleh dari pasar tradisional, terdiri atas kulit jagung, sawi putih, dan kol. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah (P1) limbah sayuran pasar + dedak padi, (P2) limbah sayuran pasar + dedak padi + jerami padi, (P3) limbah sayuran pasar + onggok, (P4) limbah sayuran pasar + onggok + jerami padi, (P5) limbah sayuran pasar + pollard, (P6) limbah sayuran pasar + pollard + jerami padi. Bakteri asam laktat yang digunakan sebagai inokulum adalah Lactobacillus plantarum 1A-2. Parameter yang digunakan adalah pH, suhu, populasi bakteri asam laktat dan total asam. Kualitas nutrisi silase diukur menggunakan analisis proksimat dan serat. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak mempengaruhi pH, namun silase yang menggunakan dedak padi mempunyai suhu yang paling tinggi. Populasi bakteri asam laktat yang paling tinggi (1,65 x 109 cfu/g) terdapat pada silase yang menggunakan onggok dan jerami padi (P4). Produksi total asam tertinggi diperoleh dari silase yang menggunakan dedak padi dan jerami padi (T2). Secara umum, silase yang menggunakan dedak padi menghasilkan total asam yang paling tinggi. Silase dengan kandungan protein paling tinggi adalah silase yang menggunakan pollard sebagai sumber karbohidrat, meskipun tidak berbeda secara signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sumber karbohidrat yang digunakan pada penelitian ini dapat dijadikan bahan campuran silase.
关键词：Lactobacillus plantarum 1A-2;onggok;rice bran;pollard;vegetable waste silages
其他关键词：Lactobacillus plantarum 1A-2;onggok;dedak padi;pollard;silase limbah sayuran
