摘要:The aim of the experiment was to evaluate fermentation characteristics and in vitro nutrient digestibility of fresh rice straw-based silage ensiled with addition of epiphytic lactic acid bacteria (LAB) inoculant. The experiment was arranged in a completely randomized design, with 2 × 2 factorial arrangement of treatments. The first factor was the ratio of fresh rice straw (FRS), tofu waste (TW) and cassava waste (CW) consisted of two levels i.e., 40 : 20 : 40 and 40 : 25 : 35, on dry matter (DM) basis). The second factor was the level of LAB inoculant with two levels ie., 0 and 20 mL/kg FM. The treatments were (A) FRS + TW + CW with the ratio of 40 : 20 : 40, without LAB inoculant; (B) FRS + TW + CW with the ratio of 40 : 20 : 40 + LAB inoculant; (C) FRS + TW + CW with the ratio of 40 : 25 : 35, without LAB inoculant; (D) FRS + TW + CW with ratio of 40 : 25 : 35 + LAB inoculant. Results showed that addition of LAB inoculant in silage increased lactic acid concentration (P0.05) on chemical composition, fermentation quality of silage and in vitro digestibility. It was concluded that mixture silage with ratio of 40 : 20 : 40 with the addition of LAB inoculant had the best fermentation quality and nutrient digestibility than other silages.
其他摘要:Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi karakteristik fermentasi dan kecernaan nutrien (in vitro) silase berbasis jerami padi segar yang diensilase dengan penambahan bakteri asam laktat (BAL) epifit. Percobaan ini disusun dalam rancangan acak lengkap pola faktorial 2 × 2. Dua faktor perlakuan, yaitu rasio jerami padi segar : ampas tahu : onggok (40 : 20 : 40 dan 40 : 25 : 35, berdasarkan bahan kering (BK)) dan 2 level inokulan BAL (0 dan 20 ml/kg bahan segar). Perlakuan terdiri atas (A) jerami padi segar + ampas tahu + onggok (40 : 20 : 40, berdasarkan bahan kering); (B) jerami padi segar + ampas tahu + onggok (40 : 20 : 40) + inokulan BAL; (C) jerami padi segar + ampas tahu + onggok (40 : 25 : 35); jerami padi segar + ampas tahu + onggok (40 : 25 : 35) + inokulan BAL. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan inokulan BAL pada silase meningkatkan konsentrasi asam laktat (3,7% vs. 5,2% bahan segar) (P<0,01) dan V-score (84,4 vs. 89,6) (P<0,05). Konsentrasi asam laktat dan V-score lebih tinggi pada silase dengan kadar onggok tinggi (A dan B) (P<0,05) dibandingkan dengan silase dengan kadar onggok rendah (C dan D). Kecernaan bahan organik secara in vitro dipengaruhi oleh rasio bahan silase dan level inokulan BAL (P<0,01). Tidak terdapat interaksi antara rasio bahan silase dan level inokulan BAL (P>0,05) pada komposisi kimia, kualitas fermentasi dan kecernaan secara in vitro. Disimpulkan bahwa silase dengan rasio 40 : 20 : 40 dengan penambahan inokulan BAL mempunyai kualitas fermentasi dan kecernaan nutrien terbaik dibandingkan silase lain.