摘要:This study was carried out to assess the utilization of coffee husk fermented by Pleurotus ostreatus as feed supplement by measuring the digestibility, milk production and udder health of Etawah goats suffered from subclinical mastitis (+1). There were three experimental diets consisted of T0 (control diet/basal diet without fermented coffee husk), T1 (basal diet with 6% fermented coffee husk) and T2 (basal diet with 6% fermented coffee husk soaked in crude palm oil for an hour before using). Basal diet consisted of napier grass (60%) and concentrate (40%). The results showed that supplementation of lactating Etawah does with fermented coffee husk did not affect the palatability of the diets, but increased the protein and crude fiber consumption (P<0.05). There was no significant effect on nutrient digestibility and milk production while milk composition (protein, fat, total solid) increased in supplemented groups (P<0.05). The persistency of milk production and the somatic cells count were not different. There was an improvement of somatic cells count on supplemented groups. In conclusion, fermented coffee husk could be used as feed supplement without any negative effects on digestibility and milk production. The positive effects to udder health could be expected from including fermented coffee husk in diets.
其他摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan kulit buah kopi yang telah difermentasi dengan Pleurotus ostreatus sebagai pakan suplemen dengan mengukur kecernaan, produksi susu, dan kesehatan ambing kambing Etawah yang menderita mastitis subklinis (+1). Terdapat tiga perlakuan ransum, yaitu T0 (ransum basal tanpa suplementasi kulit buah kopi fermentasi), T1 (ransum basal dengan suplementasi kulit buah kopi fermentasi sebanyak 6%), dan T2 (ransum basal dengan suplementasi 6% kulit buah kopi fermentasi yang telah direndam dalam CPO sebelum digunakan). Ransum basal tersusun atas rumput gajah (60%) dan konsentrat (40%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi kulit buah kopi fermentasi tidak menurunkan palatibilitas ransum, tetapi meningkatkan konsumsi protein dan serat kasar (P<0.05). Tidak terdapat pengaruh yang nyata pada kecernaan nutrisi dan produksi susu sementara komposisi susu (protein, lemak, total padatan) meningkat pada kelompok yang disuplementasi (P<0.05). Persistensi produksi susu dan jumlah sel-sel somatik tidak berbeda nyata. Terdapat perbaikan dalam jumlah sel-sel somatik pada kelompok yang disuplementasi. Disimpulkan bahwa kulit buah kopi yang telah difermentasi dapat digunakan sebagai pakan suplemen tanpa menimbulkan pengaruh negatif pada kecernaan dan produksi susu. Pengaruh positif pada kesehatan ambing dapat diharapkan dari suplementasi kulit buah kopi fermentasi dalam ransum.