摘要:Saat ini Kota Semarang menghadapi permasalahan kawasan kumuh (112,49 Ha) dan pengentasan kemiskinan (4,14%). Program kampung tematik bertujuan meningkatkan kualitas fisik lingkungan kumuh dan mengurangi penduduk miskin. Pelaksanaan program kampung tematik sebaiknya menerapkan strategi pengarusutamaan gender, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Artikel ini menjelaskan apakah pelaksanaan program kampung tematik telah menerapkan pengarusutamaan gender. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan teknik analisis skoring dan deskriptif. Indikator pengarusutamaan gender yang digunakan yaitu akses, partisipasi, manfaat, dan kontrol. Hasil analisis menemukan bahwa skor pencapaian tujuan program cukup baik (1,89 atau setara dengan 63%). Maka, dapat disimpulkan tujuan pelaksanaan program yang sudah tercapai yaitu peningkatan kualitas fisik dan yang belum tercapai adalah pengentasan kemiskinan. Hal ini dikarenakan bantuan sumber daya yang diperoleh peserta program belum merata dan tidak terdapat tempat pemasaran bersama sehingga peserta sulit mengembangkan usaha pengolahan bandeng.