出版社:Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
摘要:Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Tahun 2018, Indonesia memiliki jumlah desa wisata sebanyak 1.734 dari total 83.931 desa. Desa wisata merupakan tren pengembangan alternatif desa pada satu dasawarsa terakhir karena memiliki daya pikat yang baik. Salah satu desa wisata yang saat ini berkembang pesat yaitu Desa Nglanggeran Kabupaten Gunung Kidul. Desa Nglanggeran memiliki objek wisata berupa Gunung Api Purba Nglanggeran yang merupakan salah sati situs Geopark Gunung Sewu dan ditetapkan UNESCO sebagai Global Geopark. Desa Nglanggeran dulunya merupakan kantong kemiskinan di Kabupaten Gunung Kidul. Berubahnya identitas desa menjadi desa wisata membuat desa banyak dikunjungi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal tersebut memberikan dampak positif yaitu meningkatkan ekonomi masyarakat dan pendapatan asli daerah (PAD) juga membuka peluang kerja di bidang pariwisata. Namun di sisi lain juga menimbulkan dampak negatif terutama pada lingkungan dan sosial masyarakat. Permasalahan yang muncul akibat intervensi dari kegiatan pariwisata di Desa Nglanggeran membuktikan bahwa terjadi penurunan kelayakhunian desa. Oleh karena itu, penelitian ini ingin merumuskan kriteria prioritas penilaian livability Desa Nglanggeran sebagai desa wisata. Penelitian ini menggunakan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode primer berupa wawancara dengan stakeholder dan metode sekunder berupa survei instansi dan studi literatur. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa terdapat 7 kriteria dan 24 sub kriteria penilaian livability prioritas Desa Nglanggeran dengan bobot kriteria tertinggi yaitu keberadaan utilitas dan bobot sub kriteria tertinggi yaitu kelayakhunian lingkungan.