出版社:Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
摘要:Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sidoarjo yakni sebesar 1,62% berpotensi meningkatkan kebutuhan penduduk terkait luas lahan permukiman. Hal tersebut dikhawatirkan dapat menciptakan alih fungsi lahan yang tidak terkendali dan akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, mulai nampaknya pengurangan beberapa luas penggunaan lahan pangan seperti lahan perikanan yang menurun sebesar 53 Ha yang mengakibatkan penurunan produktivitas bandeng sebesar 3.490.500 Kg pada tahun 2009-2013 dan lahan pertanian sebesar ±300 Ha pada tahun 2016-2018. Keadaan tersebut tidak sesuai dengan slogan Kabupaten Sidoarjo yang menyatakan bahwa Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah yang subur sebagai lumbung pangan. Hal dapat menjadi masalah mengingat semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar pula kebutuhan pangan yang dibutuhkan. Tahapan penelitian ini dilakukan dengan pendekatan telapak ekologis dengan melakukan perhitungan terkait biokapasitas (demand), telapak ekolgis (supply), dan keseimbangan defisit ekologis. Terdapat beberapa variabel penelitian ini, yakni populasi, lahan pertanian, lahan peternakan, lahan perikanan, dan lahan terbangun. Dari pendekatan dan varibel tersebut nantinya dapat diketahui luas eksisting lahan tahun 2018, kebutuhan telapak ekologis tahun 2019, rencana pola ruang tahun 2029, serta kebutuhan lahan tahun 2029. Kemudian hasil perhitungan tersebut digunakan untuk menghasilkan arahan optimasi yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi keseimbangan defisit ekologis Kabupaten Sidoarjo saat ini mengalami surplus sebesar 0,035016 gha/jiwa. Kondisi surplus ini masih dapat dipertahankan hingga tahun 2029 meskipun nantinya terjadi pengurangan penggunaan lahan pertanian, peternakan, dan perikanan yang digantikan dengan lahan terbangun seperti permukiman dan industri jika diarahkan dengan pemanfaatan lahan sebagai berikut: lahan pertanian menjadi seluas 15.234 Ha, lahan peternakan menjadi seluas 12.163 Ha, lahan perikanan menjadi seluas 9.882 Ha, lahan permukiman perdesaan menjadi seluas 5.795 Ha, lahan permukiman perkotaan menjadi seluas 19.235 Ha, dan lahan industri menjadi seluas 6.619 Ha.