出版社:Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
摘要:Berdasarkan data PT Pertamina (Persero), total konsumsi LPG 2008 mencapai 1,85 juta ton dan 600.000 ton di antaranya untuk program konversi. Pada 2009 kebutuhan LPG akan meningkat menjadi 3,67 juta ton dan 2 juta ton di antaranya untuk program konversi sampai akhir tahun. Namun, sumber pasokan LPG dari dalam negeri diperkirakan tidak akan beranjak dari angka 1,8 juta ton per tahun dalam beberapa tahun mendatang. Sehingga, Indonesia harus menutup kebutuhan dengan mengimpor LPG dalam jumlah cukup besar. Maka dari itu dibutuhkan bahan bakar gas lain yang mampu mengatasi permasalahan yang ditimbulkan tersebut. Dimethyl Ether (DME) merupakan senyawa ether yang paling sederhana dengan rumus kimia CH3OCH3. Produksi DME dapat dihasilkan melalui sintesis gas alam. DME berbentuk gas yang tidak berwarna pada suhu ambien, zat kimia yang stabil, dengan titik didih -25,1oC. Tekanan uap DME sekitar 0,6 Mpa pada 25oC dan dapat dicairkan seperti halnya LPG. Viskositas DME 0,12-0,15 kg/ms, setara dengan viskositas propana dan butane (konstituen utama LPG), sehingga infrastruktur untuk LPG dapat juga digunakan untuk DME. Berdasarkan data Departemen ESDM pada Januari 2012, total cadangan gas alam Indonesia tercatat mencapai 150,70 Trillion Square Cubic Feet (TSCF). Berdasarkan jumlah tersebut, sebanyak 103,35 TSCF merupakan gas alam terbukti, sementara 47,35 TSCF sisanya masih belum terbukti. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa senyawa DME merupakan senyawa yang sesuai untuk bahan substitusi LPG. Dan ditinjau dari analisa ekonomi, didapatkan besar Investasi : $ 636,447,074.69 ; Internal Rate of Return : 20.51%; POT: 4.13 tahun; BEP : 37.36 %; dan NPV 10 year : $ 518,848,692. Dari ketiga parameter sensitifitas yaitu fluktuasi biaya investasi, harga bahan baku, dan harga jual dari produk, terlihat bahwa ketiganya tidak memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kenaikan atau penurunan nilai IRR pabrik. Sehingga pabrik DME dari Gas Alam ini layak untuk didirikan.