出版社:Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
摘要:Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api aktif di Indonesia. Gunung Anak Krakatau terus memperlihatkan aktifitas vulkanik, hal ini dibuktikan oleh tsunami pada 22 Desember 2018 yang di akibatkan oleh erupsi Gunung Anak Krakatau. Jakarta sebagai ibukota negara dan memiliki jumlah penduduk terpadat di Indonesia sudah sewajarnya memiliki rencana mitigasi dini untuk mengurangi dampak dari bencana tsunami. Sejalan dengan usaha mitigasi tersebut, Pemda DKI Jakarta mengemukakan rencana tata ruang wilayah Jakarta tahun 2030 yang dikenal sebagai Master Plan NCICD (National Capital Integrated Coastal Development). Panduan Master Plan NCICD memiliki proyek utama dalam pengembangan pesisir Teluk Jakarta yaitu dengan pembangunan tanggul laut. Akan tetapi menurut penelitian sebelumnya, desain tanggul laut Master Plan NCICD yang berbentuk garuda dinilai kurang efektif dalam segi hydraulic. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan penjalaran tsunami yang disebabkan oleh erupsi Gunung Anak Krakatau ke Teluk Jakarta. Selain itu, penelitian dilanjutkan dengan memodelkan skenario jamak tsunami dike sebagai upaya dalam mereduksi ketinggian tsunami yang sampai ke Teluk Jakarta. Adapun kondisi awal kenaikan muka air laut merujuk pada tsunami akibat erupsi Gunung Krakatau tahun 1883. Pemodelan tsunami dilakukan dengan bantuan software MIKE 21. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penjalaran tsunami selama 6 jam, dan diperoleh ketinggian elevasi muka air 1.437 meter pada titik validasi. Sedangkan tinggi elevasi muka air dari data validasi adalah 1.451 meter. Pemodelan dengan skenario dike dapat mengurangi tinggi elevasi muka air di dalam area dike masing – masing adalah 100% untuk skenario dike 1 (tipe dike tertutup), 99.58% untuk skenario dike 2 (tipe dike semi tertutup dengan 1 gap), 86.26% untuk skenario dike 3 (tipe dike terbuka dengan 11 gap).
关键词:Gunung Anak Krakatau;NCICD Jakarta;Tanggul Laut;Tsunami;Tsunami Dike