摘要:Pengolahan bijih emas di pertambangan emas rakyat di Desa Kertajaya, Sukabumi, Jawa Barat menghasilkan limbah sisa pengolahan atau tailing yang umumnya dibuang ke sungai atau kebun, ditampung pada kolam penampungan atau dimasukkan ke dalam karung untuk diolah kembali. Keterbatasan lahan yang dimiliki masyarakat menyebabkan kolam dan kebun bekas pembuangan tailing tersebut banyak dimanfaatkan untuk becocok tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan topsoil inceptisol dan pupuk organik pada tailing terhadap panjang sulur dan jumlah daun tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas) pada fase vegetatif maksimum (7 minggu setelah tanam). Tailing dan topsoil inceptisol yang digunakan pada penelitian ini diambil dari Desa Kertajaya, Sukabumi sedangkan pupuk organik yang digunakan berasal dari kotoran sapi. Tanaman ubi jalar yang digunakan adalah ubi jalar klon MZ119. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian UNPAD, Sumedang pada bulan Januari sampai dengan Mei 2020. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu rasio topsoil sebanyak 3 taraf (30% w/w; 50% w/w; dan 70% w/w) dan dosis pupuk organik sebanyak 4 taraf (tanpa pupuk; 10 ton ha-1; 20 ton ha-1; dan 30 ton ha-1) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan 70% topsoil : 30% tailing dan dosis kompos 30 ton ha-1 menghasilkan panjang sulur dan jumlah daun tanaman ubi jalar pada fase vegetatif maksimum masing-masing sebesar 24.33 cm dan 54.33.
其他摘要:Processing of gold ore at artisanal gold mining in Kertajaya Village, Sukabumi, West Java produces residual processing waste or tailings which are generally disposed of into rivers or farm, stored in storage ponds or put in sacks for reprocessing. Due to the limited land owned by the community, the ponds and farm that were formerly dumped for tailings are widely used for farming. This study aims to determine the effect of adding topsoil and compost dose on the growth of sweet potato (Ipomoea batatas) at the maximum vegetative phase (7 Weeks after planted). The topsoil used in this study was taken from Kertajaya Village, which is an inceptisol soil type, while the sweet potato plant used was sweet potato clone MZ119. The research was conducted at the Ciparanje Experimental Farm, Faculty of Agriculture UNPAD, Sumedang from January to May 2020. This experiment used a factorial randomized block design with two factors, namely the topsoil-tailing ratio of 3 levels (30% w/w; 50% w/w; and 70% w/w) and compost doses of 4 levels (without compost (control); 10 tonnes ha-1; 20 tonnes ha-1; and 30 tonnes ha-1) with 3 replications. The results showed that the combination treatment of 70% topsoil: 30% tailings and compost dosage of 30 tonnes ha-1 could increase the length of sweet potato vein in the maximum vegetative phase which was 24.33 cm and the number of leaves was 54.33.