摘要:Beberapa studi berpandangan bahwa dukungan elektoral terhadap salah satu partai Islamis di Indonesia, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), terpusat di daerah-daerah urban. Saya setuju dengan hal itu. Tetapi studi-studi itu kurang memperhatikan keragaman kondisi sosial-politik di daerah-daerah urban yang turut membentuk dukungan elektoral yang juga bervariasi terhadap PKS. Salah satu dari kondisi sosial-politik itu adalah apa yang dikonseptualisasikan oleh Lipset dan Rokkan (1967) sebagai cleavage (pembelahan masyarakat). Berdasarkan kasus di daerah-daerah urban di Jawa dalam pemilihan anggota parlemen lokal tahun 2014 dan 2019, saya berargumen bahwa terdapat tiga pola cleavage yang terbentuk di daerah-daerah tersebut, yaitu dominan tunggal, dominan ganda, dan terfragmentasi. Setiap pola cleavage berimplikasi pada terbentuknya suatu tipe dukungan terhadap PKS. Pada daerah-daerah dengan cleavage dominan tunggal dan dominan ganda, partai Islamis itu cenderung memperoleh dukungan yang sedang atau rendah. Dukungan yang didapatkan PKS dengan yang diperoleh partai pemenang pun cenderung timpang. Di daerah-daerah dengan cleavage yang terfragmentasi, PKS cenderung mendapatkan dukungan yang tinggi atau sedang. Dukungan terhadap PKS dibandingkan dengan dukungan terhadap partai pemenang pun relatif tidak timpang. Data dalam artikel ini diperoleh dari data sekunder mengenai perolehan kursi PKS dalam pemilihan anggota parlemen kabupaten/kota tahun 2014 dan 2019 di 46 daerah urban di Jawa, wawancara, dan studi pustaka.