出版社:Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
摘要:One of the main elements in a modern democratic politics is widespread political advertisement. In the 2009 election in Indonesia, one of the main partner, namely Jusuf Kalla and Wiranto also do advertising, especially on television. This is done to boost the popularity and elektabilitasnya to win the election. And in these ads are myths and hyperreality. This study was conducted to uncover the myths and hyperreality that exist in the ad with the title “humble” and “mampu” belonging to the couple. The method used is semiotic theories of Roland Barthes. with a two-stage approach popularized by Roland Barthes, connotations and meanings denotation, meaning the disclosure of the symbols in advertising will be more striking. From the analysis found that the phrase statesman and populist become the focus of myths and hyperreality conducted by Jusuf Kalla and Wiranto in its advertising. Salah satu elemen politik dalam demokrasi modern adalah merebaknya iklan politik. Dalam pemilu 2009 di Indonesia salah satu pasangan yaitu Jusuf Kalla dan Wiranto juga melakukan iklan khususnya di televisi. Hal ini dilakukan untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya demi memenangkan pemilu. Di dalam iklan tersebut terdapat mitos dan hiperrealitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap mitos dan hiperrealitas yang ada dalam iklan dengan judul “humble” dan “mampu” milik pasangan tersebut. Adapun metode yang digunakan adalah teori semiotika Roland Barthes. dengan pendekatan dua tahap yang dipopulerkan oleh Roland Barthes, makna konotasi dan makna denotasi, pengungkapan makna simbol-simbol dalam iklan akan semakin mencolok. Dari analisis didapat bahwa frase negarawan dan merakyat menjadi fokus mitos dan hiperrealitas yang dilakukan oleh Jusuf Kalla dan Wiranto dalam iklannya.