摘要:Pengaruh banjir pada lahan padi sawah kian semakin buruk (bertambahnya luas area terdampak, keparahan, dan frekuensinya) dari tahun ke tahun, menyebabkan penurunan secara nyata hasil padi, produksi padi dan pendapatan petani. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengumpulkan informasi pengaruh banjir terhadap hasil padi, produksi padi dan penurunan pendapatan petani padi akibat banjir saat sekarang hingga nanti, dengan dan tanpa tindakan adaptasi; (2) mengidentifikasi teknologi inovasi yang diperlukan untuk mengatasi banjir; (3) membuat strategi untuk mengurangi dan mengatasi dampak banjir pada pertanaman padi sawah. Data dan informasi dikumpulkan dari enam lahan sawah di Jawa Barat dan Jawa Tengah pada tahun 2010. Analisis dilakukan menggunakan model matematik dan model simulasi dinamik RENDAMAN.CSM, untuk memperoleh informasi dugaan besarnya kehilangan hasil, produksi dan kerugian usahatani padi hingga tahun 2020. Banjir dan rendaman selama tahun 2006-2010 menurunkan hasil padi di Jawa Barat 2.5 ton ha-1, dan di Jawa Tengah 3.0 ton ha-1. Kerugian yang dialami petani di Jawa Barat dan Jawa Tengah berkisar antara Rp. 6.5-7.0 juta ha-1. Kehilangan produksi padi akibat banjir 10-46 ribu ton GKP, atau setara Rp. 24–112 milyar tahun-1. Kehilangan produksi ini diduga akan terus meningkat bila tanpa adanya tindakan adaptasi menjadi 12-58 ribu ton GKP atau setara Rp. 30–140 milyar pada tahun 2015. Langkah pengendalian menghadapi banjir yang segera diperlukan adalah (1) konservasi dan perbaikan DAS hulu hingga hilir secara intensif; (2) perbaikan infrastruktur saluran irigasi dan drainase dari hulu ke hilir oleh pemerintah pusat dan daerah, termasuk pengerukan endapan lumpur; (3) gerakan gotong royong pemeliharaan saluran berupa pembersihan tumbuhan air dalam saluran (eceng gondok dan sebagainya) oleh kelompok-kelompok tani dan masyarakat; (4) mengevaluasi kembali pola rotasi tanaman dalam setahun termasuk awal musim tanam; (5) penyediaan pompa-pompa pembuang air banjir. Perubahan teknologi yang diperlukan sebagai tindakan adaptasi terhadap banjir adalah (1) penggunaan varietas tahan rendaman lebih dari 10 hari, dengan kualitas gabah dan harga jual sesuai dengan keinginan petani; (2) perbaikan pupuk dan pemupukan, seperti penggunaan pupuk N lepas lambat (slow release), atau briket, hara lain dan waktu pemberian yang tepat; (3) penyiapan bibit sehat dan kuat yang siap disulamkan apabila terjadi kerusakan pertanaman akibat banjir; (4) perbaikan cara budidaya seperti pengaturan jarak tanam/populasi untuk mengurangi kerusakan/kerugian akibat banjir/rendaman; dan (5) cara pengendalian keong mas dan hama penyakit lain yang berkembang cepat akibat banjir. Teknologi di atas perlu terus diperbaiki efektivitasnya dari sekarang untuk menghadapi kondisi banjir yang lebih parah di masa mendatang.