首页    期刊浏览 2024年09月15日 星期日
登录注册

文章基本信息

  • 标题:AGAMA DAN RITUAL SLAMETAN: Deskripsi-Antropologis Keberagamaan Masyarakat Jawa
  • 本地全文:下载
  • 作者:A. Kholil
  • 期刊名称:El-HARAKAH
  • 印刷版ISSN:1858-4357
  • 出版年度:2008
  • 卷号:10
  • 期号:3
  • 页码:187-202
  • 语种:Indonesian
  • 出版社:UIN Maliki Malang
  • 摘要:Substantially, the core of religious belief is believing God as being transcendental, sacred, pure, above everything related to the Almighty. Functionally, the core of religious belief is an effort to handle life problems: existential problems. Religion always leads to goodness physically and spiritually. However, the followers of religion do not always do it. Diversity thought in a religion using charity done by its followers always colors tire practice of the social diversity. It might be caused by a misinterpretation to the doctrine or certain vested interests often happened in the political life. In fact, this is the reality happened in the religious life of our society. "Religious ambiguity" appears in "slametan" becoming tire tradition of our society, especially Javanese. "Slametan" presents symbolism that needs more explanation to be rightly understood. "Sega golong", "manungsa",and "pecel pitik" are symbolizing for nine orifices, "manunggal ing rasa", and an effort to get goodness. Secara substansial, inti keyakinan religius adalah mempercayai Tuhan sebagai transendental, sakral, murni, di atas segala hal yang berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Secara fungsional, inti keyakinan religius adalah upaya untuk mengatasi masalah hidup: masalah eksistensial. Agama selalu mengarah pada kebaikan jasmani dan rohani. Namun, para penganut agama tidak selalu melakukannya. Keragaman pemikiran dalam sebuah agama yang menggunakan amal yang dilakukan oleh para pengikutnya selalu mewarnai praktek ban dari keanekaragaman sosial. Hal itu mungkin disebabkan oleh salah tafsir terhadap doktrin atau kepentingan tertentu yang sering terjadi dalam kehidupan politik. Padahal, inilah kenyataan yang terjadi dalam kehidupan religius masyarakat kita. "Ambiguitas religius" muncul dalam "slametan" menjadi tradisi ban masyarakat kita, terutama orang Jawa. "Slametan" menyajikan simbolisme yang membutuhkan penjelasan lebih banyak agar dipahami dengan benar. "Sega golong", "manungsa", dan "pecel pitik" melambangkan sembilan lubang, "manunggal ing rasa", dan usaha untuk mendapatkan kebaikan.
  • 关键词:Belief;ethics; social harmony; tradition
国家哲学社会科学文献中心版权所有