摘要:Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Seiring dengan perubahan yang dialami, remaja cenderung mencari jati diri dengan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dilakukannya. Terkadang, keinginan para remaja terhalang oleh sikap orangtua dalam mengasuh anak yang masih menjunjung tinggi aturan kebudayaan, sehingga mempengaruhi hubungan antara orangtua dengan anak. Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja terhadap perilakunya. Tidak sedikit anak dengan pola asuh orangtua yang otoriter cenderung menarik diri dari lingkungannya. Hal ini dapat memicu remaja untuk enggan menjalin persahabatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang negatif antara pola asuh otoriter dengan perilaku menjalin persahabatan pada remaja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Subyek penelitian ini adalah remaja SMA Negeri di Denpasar sebanyak 207 orang dengan kriteria anak yang berpola asuh otoriter dan berusia antara 15-17 tahun. Metode pengambilan sampelnya dengan metode area probability random sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Korelasi Product moment dari Karl Pearson. Oleh karena data hasil penelitian memiliki distribusi yang tidak normal, maka peneliti memutuskan untuk mengubah metode analisis data menjadi nonparametrik Korelasi Spearman Rank. Hasil probabilitas pada korelasi spearman rank 0,000 (p < 0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan (signifikan) dengan kategori nilai korelasi rendah berdasarkan tabel makna nilai korelasi menurut Sugiyono 2007, dimana koefisien korelasi spearman rank-nya adalah +0,327. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang negatif antara pola asuh otoriter dengan perilaku menjalin persahabatan pada remaja. Kata kunci : Pola Asuh Otoriter, Perilaku Menjalin Persahabatan, Remaja