期刊名称:SOCA (SOCIO-ECONOMIC OF AGRICULTURRE AND AGRIBUSINESS)
出版年度:2019
卷号:13
页码:96-114
DOI:10.24843/SOCA.2019.v13.i01.p08
出版社:SOCA (SOCIO-ECONOMIC OF AGRICULTURRE AND AGRIBUSINESS)
摘要:Revolusi hijau adalah bentuk nyata bagaimana modernisasi pertanian diartikan oleh pemerintah Indonesia. Sebuah program akselerasi pertanian yang bertujuan meningkatkan efektivitas kerja petani. Keberhasilannya pernah menjadikan Indonesia sebagai negara yang swasembada beras, meskipun begitu modernisasi pertanian ini meninggalkan banyak dosa yang menyebabkan perubahan dalam pola hidup masyarakat tani, baik dari sisi sosial maupun ekonomi. Modernisasi pertanian justru menimbulkan langkah mundur dalam pembangunan pertanian karena kesalahan pemerintah dalam mengartikan modernisasi itu sendiri. Alasan inilah yang kemudian melatarbelakangi penulisan paper ini yang ingin menjelaskan secara detail perubahan sosial ekonomi apa saja yang sebenarnya terjadi karena kesalahan mengartikan modernisasi.Pendekatan yang digunakan dalam menuliskan hasil penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka untuk mendapatkan data-data sekunder. Analisis menggunakan interpretasi peneliti dengan mengacu pada berbagai literatur. Hasilnya adalah banyak terjadi perubahan sosial budaya bahkan hingga ekonomi di struktur kehidupan masyarakat desa. Banyak wanita tani yang kehilangan pekerjaan dan termarginalisasi, tidak ada lagi pembagian kerja berdasarkan gender, kencangnya laju urbanisasi, lambatnya regenerasi, ketergantungan terhadap industri, musnahnya plasma nutfah, hilangnya budaya gotong royong, lahirnya sistem kasta dalam masyarakat tani, melemahnya fungsi kelembagaan lokal, petani hanya sebagai objek penyuluhan, dan banyak lainnya. Oleh karena itu, kedepan modernisasi pertanian harus berbasis pada komunitas tani dan meletakkan perspektif pembangunan pedesaan secara utuh berbasis pendekatan pemberdayaan.
其他摘要:The green revolution is an evidence of how agricultural modernization was interpreted by the Indonesian government. An agricultural acceleration program that aimed to improve the effectiveness of farmers' work. Its success has made Indonesia a self-sufficient country for rice, however, this modernization of agriculture has left many sins that have caused changes in the lives of farmers, both socially and economically. The modernization of agriculture actually led to a step backward in agricultural development because of the government's mistake in interpreting modernization itself. The purpose of this paper was to explain in detail what socioeconomic changes that actually occur because of errors in interpreting modernization. The approach used in this study is a qualitative approach using descriptive methods. This study used literature study method to obtain secondary data and the interpretation reference to various literature was used to analyse the data. The analysis led to result that there have been many socio-cultural and economic changes in the structure of life of the village community. Many women lose their job as a farmer and they were marginalized, there was no division of labor based on gender, rapid and unplanned urban growth, stagnant regeneration, overdependence on industry,germplasm destruction, mutual cooperation culture degradation, caste system emergence in farming communities, the weakening of local institutional functions, farmer was only as an extension object, and others. In the future, agricultural modernization must be based on the peasant community and put the whole rural development perspective based on the empowerment approach.
关键词:modernisasi; revolusi hijau; perubahan sosial ekonomi dan
pembangunan pertanian