摘要:Bali sangat terkenal dengan kebudayaan dan upacara-upacara adat yang hingga saat ini masih dilestarikan. Salah satu upacara adat yaitu ngerawang merupakan upacara agama yang hingga saat ini masih dilaksanakan oleh masyarakat salah satu desa di Kabupaten Bangli. Individu yang telah melaksanakan upacara ngerawang memiliki sebutan sebagai seorang jero dan harus melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pemimpin upacara. Seorang jero juga memiliki peran-peran lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun peran sebagai seorang jero tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Individu yang tidak dapat menjalankan peran-peran yang dimiliki dengan baik, dapat menimbulkan permasalahan yang memicu timbulnya konflik antar peran. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui konflik peran pada jero yang menjalani prosesi ngerawang kabupaten Bangli. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Jumlah responden pada penelitian ini adalah dua orang. Responden pertama berjenis kelamin laki-laki, berusia 35 tahun dengan pekerjaan utama sebagai seorang guru dan responden kedua berjenis kelamin perempuan berusia 24 tahun yang bekerja sebagai bidan. Kedua responden penelitian ini menjalankan prosesi ngerawang dan memiliki peran sebagai jero . Penelitian ini menghasilkan dua tema temuan, yaitu tema pertama adalah pengalaman awal responden sebelum melaksanakan prosesi ngerawang dan tema kedua adalah konflik peran yang merupakan temuan utama dalam penelitian ini.
关键词:Jero; konflik; konflik peran; ngerawang ? Abstract Bali is very famous for it is culture and traditional ceremonies which up until now still preserved; One of Balinese traditional ceremony that is ngerawang ; Ngerawang is religious ceremony which till now still being held by the society on of the village in Bangli Regency; Individuals who has done ngerawang ceremony have a title as jero and must carry out the duties and obligations of the ceremonial leader; Jero also has other roles which intend to fulfill daily needs; yet the roles as jero should not be abandoned; Individuals who can’t carry out the duties nicely; may cause problem that trigger conflict between roles; According to that; the researcher wants to analyze the role conflict of jero who undergo the procession of ngerawang in Bangli Regency; This study uses qualitative research methods by using case study approach; The amount of the respondents in this research is two person; First respondent is male 35 years old his main job is as a teacher and the second respondent is female 24 years old who work as a midwife; Both respondents in this research has undergo ngerawang ceremony and have a role as jero; This research resulting two theme findings; That is the first time is initial experienceof the respondent before doing the ngerawang ceremony and second theme is the role conflict which is the main thing in this research; Keywords Conflict; jero; ngerawang; role conflict