首页    期刊浏览 2024年09月20日 星期五
登录注册

文章基本信息

  • 标题:Konservasi Sumberdaya Air Tanah di Wilayah Ngaglik Sleman
  • 本地全文:下载
  • 作者:Suhadi Purwantara
  • 期刊名称:GEOMEDIA
  • 印刷版ISSN:1412-5285
  • 出版年度:2018
  • 卷号:16
  • 期号:2
  • DOI:10.21831/gm.v16i2.25202
  • 语种:English
  • 出版社:Universitas Negeri Yogyakarta
  • 摘要:Penelitian ini berlatar tentang masalah berkurangnya air tanah di banyak lokasi permukiman padat di wilayah urban Kota Yogyakarta maupun Sleman yang berbatasan dengan kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui perubahan penggunaan lahan dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2001 hingga 2011, (2) mengetahui wilayah yang memiliki kedalaman air tanah bebas yang relatif dalam, (3) memberi saran kepada pemerintah untuk membuat pembatasan wilayah konservasi dengan membangun resapan buatan yang mungkin dibangun. Subyek penelitian ini adalah semua lahan di Kecamatan Ngaglik. Data perubahan lahan dikumpulkan berdasarkan analisis peta 2001 dan 2011, dan data kedalaman muka sumur diperoleh berdasarkan sumur terbuka penduduk. Penelitian ini menggunakan instrumen tali, meteran, untuk mengukur kedalaman muka air sumur, dan formulir isian data. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data temperatur. Analisis wilayah resapan air dilakukan dengan standar Imhoff dan Riedell. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan penduduk di Kecamatan Ngaglik cukup tinggi, bertambah 24% dalam waktu 10 tahun. Pertambahan penduduk diikuti pertambahan kepala keluarga (KK) hingga 54%, yang selanjutnya mempengaruhi pertambahan permukiman. Luas permukiman bertambah pesat 460 ha, menjadi 1395 ha dari 935 ha pada tahun 2001. Perluasan lahan permukiman berdampak pada berkurangnya lahan peresapan air hujan yang berakibat berkurangnya volume air tanah. Oleh karena itu beberapa wilayah telah mengalami kekeringan lebih awal, terutama wilayah padat permukiman di wilayah perkotaan dan pinggiran. Konservasi air tanah dapat dilakukan dengan dengan membangun resapan buatan yang hendaknya dirancang di wilayah yang memiliki daya serap tinggi dan relatif dalam sehingga efektivitas peresapan air hujan relatif tinggi. Penelitian ini berlatar tentang masalah berkurangnya air tanah di banyak lokasi permukiman padat di wilayah urban Kota Yogyakarta maupun Sleman yang berbatasan dengan kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui perubahan penggunaan lahan dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2001 hingga 2011, (2) mengetahui wilayah yang memiliki kedalaman air tanah bebas yang relatif dalam, (3) memberi saran kepada pemerintah untuk membuat pembatasan wilayah konservasi dengan membangun resapan buatan yang mungkin dibangun. Subyek penelitian ini adalah semua lahan di Kecamatan Ngaglik. Data perubahan lahan dikumpulkan berdasarkan analisis peta 2001 dan 2011, dan data kedalaman muka sumur diperoleh berdasarkan sumur terbuka penduduk. Penelitian ini menggunakan instrumen tali, meteran, untuk mengukur kedalaman muka air sumur, dan formulir isian data. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data temperatur. Analisis wilayah resapan air dilakukan dengan standar Imhoff dan Riedell. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan penduduk di Kecamatan Ngaglik cukup tinggi, bertambah 24% dalam waktu 10 tahun. Pertambahan penduduk diikuti pertambahan kepala keluarga (KK) hingga 54%, yang selanjutnya mempengaruhi pertambahan permukiman. Luas permukiman bertambah pesat 460 ha, menjadi 1395 ha dari 935 ha pada tahun 2001. Perluasan lahan permukiman berdampak pada berkurangnya lahan peresapan air hujan yang berakibat berkurangnya volume air tanah. Oleh karena itu beberapa wilayah telah mengalami kekeringan lebih awal, terutama wilayah padat permukiman di wilayah perkotaan dan pinggiran. Konservasi air tanah dapat dilakukan dengan dengan membangun resapan buatan yang hendaknya dirancang di wilayah yang memiliki daya serap tinggi dan relatif dalam sehingga efektivitas peresapan air hujan relatif tinggi.
  • 其他摘要:Penelitian ini berlatar tentang masalah berkurangnya air tanah di banyak lokasi permukiman padat di wilayah urban Kota Yogyakarta maupun Sleman yang berbatasan dengan kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui perubahan penggunaan lahan dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2001 hingga 2011, (2) mengetahui wilayah yang memiliki kedalaman air tanah bebas yang relatif dalam, (3) memberi saran kepada pemerintah untuk membuat pembatasan wilayah konservasi dengan membangun resapan buatan yang mungkin dibangun. Subyek penelitian ini adalah semua lahan di Kecamatan Ngaglik. Data perubahan lahan dikumpulkan berdasarkan analisis peta 2001 dan 2011, dan data kedalaman muka sumur diperoleh berdasarkan sumur terbuka penduduk. Penelitian ini menggunakan instrumen tali, meteran, untuk mengukur kedalaman muka air sumur, dan formulir isian data. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data temperatur. Analisis wilayah resapan air dilakukan dengan standar Imhoff dan Riedell. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan penduduk di Kecamatan Ngaglik cukup tinggi, bertambah 24% dalam waktu 10 tahun. Pertambahan penduduk diikuti pertambahan kepala keluarga (KK) hingga 54%, yang selanjutnya mempengaruhi pertambahan permukiman. Luas permukiman bertambah pesat 460 ha, menjadi 1395 ha dari 935 ha pada tahun 2001. Perluasan lahan permukiman berdampak pada berkurangnya lahan peresapan air hujan yang berakibat berkurangnya volume air tanah. Oleh karena itu beberapa wilayah telah mengalami kekeringan lebih awal, terutama wilayah padat permukiman di wilayah perkotaan dan pinggiran. Konservasi air tanah dapat dilakukan dengan dengan membangun resapan buatan yang hendaknya dirancang di wilayah yang memiliki daya serap tinggi dan relatif dalam sehingga efektivitas peresapan air hujan relatif tinggi. Penelitian ini berlatar tentang masalah berkurangnya air tanah di banyak lokasi permukiman padat di wilayah urban Kota Yogyakarta maupun Sleman yang berbatasan dengan kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui perubahan penggunaan lahan dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2001 hingga 2011, (2) mengetahui wilayah yang memiliki kedalaman air tanah bebas yang relatif dalam, (3) memberi saran kepada pemerintah untuk membuat pembatasan wilayah konservasi dengan membangun resapan buatan yang mungkin dibangun. Subyek penelitian ini adalah semua lahan di Kecamatan Ngaglik. Data perubahan lahan dikumpulkan berdasarkan analisis peta 2001 dan 2011, dan data kedalaman muka sumur diperoleh berdasarkan sumur terbuka penduduk. Penelitian ini menggunakan instrumen tali, meteran, untuk mengukur kedalaman muka air sumur, dan formulir isian data. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data temperatur. Analisis wilayah resapan air dilakukan dengan standar Imhoff dan Riedell. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan penduduk di Kecamatan Ngaglik cukup tinggi, bertambah 24% dalam waktu 10 tahun. Pertambahan penduduk diikuti pertambahan kepala keluarga (KK) hingga 54%, yang selanjutnya mempengaruhi pertambahan permukiman. Luas permukiman bertambah pesat 460 ha, menjadi 1395 ha dari 935 ha pada tahun 2001. Perluasan lahan permukiman berdampak pada berkurangnya lahan peresapan air hujan yang berakibat berkurangnya volume air tanah. Oleh karena itu beberapa wilayah telah mengalami kekeringan lebih awal, terutama wilayah padat permukiman di wilayah perkotaan dan pinggiran. Konservasi air tanah dapat dilakukan dengan dengan membangun resapan buatan yang hendaknya dirancang di wilayah yang memiliki daya serap tinggi dan relatif dalam sehingga efektivitas peresapan air hujan relatif tinggi.
国家哲学社会科学文献中心版权所有