摘要:Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas dalam dunia sosialnya, oleh karena itu konstruksi yang dibangun oleh tiap-tiap individu berbeda-beda. Begitu pula dengan konstruksi sosial yang dibangun dalam keluarga hingga menciptakan sebuah fenomena pengemis yang terjadi secara turun-temurun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konstruksi yang dibangun hingga menyebabkan perilaku mengemis menjadi sebuah budaya dalam keluarga. Penelitian ini dilakukan terhadap dua keluarga di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Sukun, Kota Malang, dimana keluarga pertama terdiri dari 3 informan dan keluarga kedua terdiri dari 2 informan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan yaitu anggota keluarga yang beprofesi sebagai pengemis. Dari hasil penelitian ditemui berbagai macam konstruksi sosial yang dilakukan informan. Proses dialektika ini terjadi melalui eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Dalam eksternalisasi diketahui informan melakukan adaptasi nilai dan norma berupa penyesuaian sikap dan penampilan. Informan melakukan pembedaan realitas yang berfungsi sebagai pembeda dan pemantapan atas peranan yang dipilih dalam bentuk penampilan dan sikap sebagai seorang pengemis. Internalisasi informan atas nilai dan norma dalam sosialiasi primer dan sekunder tidak berlangsung sempurna. Hal inilah yang menyebabkan informan mengaktualisasikan dirinya sebagai seorang pengemis.
其他摘要:Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas dalam dunia sosialnya, oleh karena itu konstruksi yang dibangun oleh tiap-tiap individu berbeda-beda. Begitu pula dengan konstruksi sosial yang dibangun dalam keluarga hingga menciptakan sebuah fenomena pengemis yang terjadi secara turun-temurun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konstruksi yang dibangun hingga menyebabkan perilaku mengemis menjadi sebuah budaya dalam keluarga. Penelitian ini dilakukan terhadap dua keluarga di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Sukun, Kota Malang, dimana keluarga pertama terdiri dari 3 informan dan keluarga kedua terdiri dari 2 informan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan yaitu anggota keluarga yang beprofesi sebagai pengemis. Dari hasil penelitian ditemui berbagai macam konstruksi sosial yang dilakukan informan. Proses dialektika ini terjadi melalui eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Dalam eksternalisasi diketahui informan melakukan adaptasi nilai dan norma berupa penyesuaian sikap dan penampilan. Informan melakukan pembedaan realitas yang berfungsi sebagai pembeda dan pemantapan atas peranan yang dipilih dalam bentuk penampilan dan sikap sebagai seorang pengemis. Internalisasi informan atas nilai dan norma dalam sosialiasi primer dan sekunder tidak berlangsung sempurna. Hal inilah yang menyebabkan informan mengaktualisasikan dirinya sebagai seorang pengemis.