首页    期刊浏览 2025年08月28日 星期四
登录注册

文章基本信息

  • 标题:Anomali pendidikan karakter
  • 本地全文:下载
  • 作者:Eko Sumadi
  • 期刊名称:Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam
  • 印刷版ISSN:2088-3102
  • 电子版ISSN:2548-415X
  • 出版年度:2018
  • 卷号:15
  • 期号:2
  • 页码:21-34
  • DOI:10.34001/tarbawi.v15i2.846
  • 出版社:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
  • 摘要:Paper ini menjawab pertanyaan mengapa pendidikan karakter belum nampak memberikan perubahan yang signifikan dalam membentuk generasi milenial yangberkarakter dan bermoral.Padahal telah terhitung 5 tahun sejak pendidikan karakter dimasukkan dalam kurikulum 2013 sampai saat ini. Faktanyajustru memperlihatkan bahwa karakter generasi milenial masih relatif jauh dari tujuan ideal pendidikan karakter itu sendiri. Berbagai penyimpangan dan persoalan-persoalan amoral tak kunjung reda, bahkan mengindikasikan semakin meningkat. Sampai pemerintah pada tahun 2017 lalu merasa perlu memperkuat karakter bangsa melalui dikeluarkannya Perpres No. 87 Tahun 2017. Lantas, dimana letak signifikansi dan efektifitas pendidikan karakter dalam memperbaiki dan menguatkan moralitas anak bangsa? Bisa jadi pendidikan karakter memang salah secara konseptualatau mungkin juga salah dalam proses penerapannya. Paper ini menganalisa persoalan tersebut dengan perspektif psikoanalisanya Sigmund Freud.Bagi Freud, manusia terlahir dengan hasrat liar. Maka pendidikan sejatinya adalah upaya mendamaikan hasrat liar tersebut (Id) dengan Superego yang menjadi representasi dari berbagai tuntutan dari struktur sosial. Nampaknya secara konseptual terjadi ketimpangan dalam pendidikan karakter. Nilai-nilai karakter yang menjadi representasi dari tuntutan struktur sosial (Super Ego) terlalu banyak dan dominan sehingga secara otomatis akan menekan Id. Di situlah justru akan melahirkan perlawanan dan pergolakan dari dalam diri manusia sendiri. Selanjutnya, bagaimana konsep pendidikan karakter yang seharusnya.
  • 其他摘要:Paper ini menjawab pertanyaan mengapa pendidikan karakter belum nampak memberikan perubahan yang signifikan dalam membentuk generasi milenial yangberkarakter dan bermoral.Padahal telah terhitung 5 tahun sejak pendidikan karakter dimasukkan dalam kurikulum 2013 sampai saat ini. Faktanyajustru memperlihatkan bahwa karakter generasi milenial masih relatif jauh dari tujuan ideal pendidikan karakter itu sendiri. Berbagai penyimpangan dan persoalan-persoalan amoral tak kunjung reda, bahkan mengindikasikan semakin meningkat. Sampai pemerintah pada tahun 2017 lalu merasa perlu memperkuat karakter bangsa melalui dikeluarkannya Perpres No. 87 Tahun 2017. Lantas, dimana letak signifikansi dan efektifitas pendidikan karakter dalam memperbaiki dan menguatkan moralitas anak bangsa? Bisa jadi pendidikan karakter memang salah secara konseptualatau mungkin juga salah dalam proses penerapannya. Paper ini menganalisa persoalan tersebut dengan perspektif psikoanalisanya Sigmund Freud.Bagi Freud, manusia terlahir dengan hasrat liar. Maka pendidikan sejatinya adalah upaya mendamaikan hasrat liar tersebut (Id) dengan Superego yang menjadi representasi dari berbagai tuntutan dari struktur sosial. Nampaknya secara konseptual terjadi ketimpangan dalam pendidikan karakter. Nilai-nilai karakter yang menjadi representasi dari tuntutan struktur sosial (Super Ego) terlalu banyak dan dominan sehingga secara otomatis akan menekan Id. Di situlah justru akan melahirkan perlawanan dan pergolakan dari dalam diri manusia sendiri. Selanjutnya, bagaimana konsep pendidikan karakter yang seharusnya.
  • 关键词:Pendidikan Karakter; Sigmund Freud; dan Generasi Milenial.
  • 其他关键词:Pendidikan Karakter; Sigmund Freud; dan Generasi Milenial.
国家哲学社会科学文献中心版权所有