期刊名称:Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
印刷版ISSN:2442-7632
电子版ISSN:2442-9287
出版年度:2019
卷号:5
期号:1
页码:40-52
DOI:10.22219/kembara.v5i1.6376
出版社:Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Malang
摘要:Sejarah sastra Indonesia didominasi oleh wacana estetik romantik atau materialisme. Hal ini memengaruhi cara pandang terhadap kesastaraan Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk melihat pembentukan dan persebaran wacana estetika romantik dalam sejarah sastra Indonesia. Teori yang digunakan adalah wacana dan kuasa dari Foucault. Objek kajian yang digunakan adalah wacana dan kuasa dalam sejarah sastra Indonesia, terutama wacana estetika romantisme. Hasil yang diperoleh adalah bahwa wacana estetika romantisme dan sejarah sastra Indonesia dibentuk dan digunakan oleh kuasa kolonialisme Belanda. Hal ini ditujukan untuk membentuk masyarakat terjajah sesuai citra dirinya. Sebagai akibatnya, wacana estetika yang lain disingkirkan dan dianggap bukan sebagai kesastaraan sehingga tidak masuk dalam sejarah sastra. Hal ini berlanjut hingga pada masa sesudahnya dan Orde Baru yang menggunakan cara dan strategi yang serupa dengan periode kolonial.
其他摘要:Sejarah sastra Indonesia didominasi oleh wacana estetik romantik atau materialisme. Hal ini memengaruhi cara pandang terhadap kesastaraan Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk melihat pembentukan dan persebaran wacana estetika romantik dalam sejarah sastra Indonesia. Teori yang digunakan adalah wacana dan kuasa dari Foucault. Objek kajian yang digunakan adalah wacana dan kuasa dalam sejarah sastra Indonesia, terutama wacana estetika romantisme. Hasil yang diperoleh adalah bahwa wacana estetika romantisme dan sejarah sastra Indonesia dibentuk dan digunakan oleh kuasa kolonialisme Belanda. Hal ini ditujukan untuk membentuk masyarakat terjajah sesuai citra dirinya. Sebagai akibatnya, wacana estetika yang lain disingkirkan dan dianggap bukan sebagai kesastaraan sehingga tidak masuk dalam sejarah sastra. Hal ini berlanjut hingga pada masa sesudahnya dan Orde Baru yang menggunakan cara dan strategi yang serupa dengan periode kolonial.