期刊名称:Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
印刷版ISSN:2442-7632
电子版ISSN:2442-9287
出版年度:2018
卷号:4
期号:2
页码:155-172
DOI:10.22219/kembara.v4i2.7035
出版社:Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Malang
摘要:Dalam analisis wacana kritis Model Theo van Leeuwen, teks dipandang sebagai medium saluran kelompok yang dominan memanipulasi ideologi kepada kelompok yang tidak dominan melalui kampanye disinformasi yang sarat stigma. Stigma yang menjadi stempel/cap ormas Islam hadir dalam kesadaran khalayak melalui proses eksklusi dan proses inklusi. Melalui proses eksklusi, pengeluaran subjek dengan membuat dalih, dihadirkan dengan strategi: (1) pasivasi, meniadakan hadirnya aktor dalam teks; (2) nominalisasi, mengubah makna tindakan menjadi peristiwa; dan (3) penggantian anak kalimat, membuat subjek tersembunyi. Adapun melalui proses inklusi, peristiwa atau aktor disertai stigma, dihadirkan dengan strategi: (1) diferensiasi, menampilkan perbedaan yang kontras untuk menyudutkan; (2) objektivasi-abstraksi, menampilkan dalih objektif dan negatif; (3) kategorisasi, menghadirkan persepsi negatif; (4) determinasi, menampilkan anonimitas, tokoh, peristiwa, dan tokoh dengan konotasi negatif; (5) asimilasi, menghadirkan citra dan julukan negatif. Dengan berbagai strategi tersebut stempel/cap ormas Islam ditampilkan secara asosiatif untuk memberikan penguatan stigma ormas Islam guna memperoleh legitimasi nonformal, baik legitimasi politik maupun legitimasi peran.
其他摘要:Dalam analisis wacana kritis Model Theo van Leeuwen, teks dipandang sebagai medium saluran kelompok yang dominan memanipulasi ideologi kepada kelompok yang tidak dominan melalui kampanye disinformasi yang sarat stigma. Stigma yang menjadi stempel/cap ormas Islam hadir dalam kesadaran khalayak melalui proses eksklusi dan proses inklusi. Melalui proses eksklusi, pengeluaran subjek dengan membuat dalih, dihadirkan dengan strategi: (1) pasivasi, meniadakan hadirnya aktor dalam teks; (2) nominalisasi, mengubah makna tindakan menjadi peristiwa; dan (3) penggantian anak kalimat, membuat subjek tersembunyi. Adapun melalui proses inklusi, peristiwa atau aktor disertai stigma, dihadirkan dengan strategi: (1) diferensiasi, menampilkan perbedaan yang kontras untuk menyudutkan; (2) objektivasi-abstraksi, menampilkan dalih objektif dan negatif; (3) kategorisasi, menghadirkan persepsi negatif; (4) determinasi, menampilkan anonimitas, tokoh, peristiwa, dan tokoh dengan konotasi negatif; (5) asimilasi, menghadirkan citra dan julukan negatif. Dengan berbagai strategi tersebut stempel/cap ormas Islam ditampilkan secara asosiatif untuk memberikan penguatan stigma ormas Islam guna memperoleh legitimasi nonformal, baik legitimasi politik maupun legitimasi peran.
关键词:proses eksklusi; proses inklusi; stigma; ormas Islam