摘要:Penelitian ini untuk mengetahui indikator dan pemetaan daerah resiko kerawanan pangan di Kabupaten Barito Kuala. Memetakan kondisi ketahanan/kerawanan pangan di Barito Kuala. Mengidentifikasi dan menganalisis isu dan permasalahan terkait kemungkinan potensi resiko kerawanan pangan di Barito Kuala. Data dan informasi yang telah dikumpulkan (data sekunder dan data primer) kemudian dilakukan pemutakhiran data, kompilasi, tabulasi data dan mengolah data spasial (pemetaan). Metode yang digunakan dalam identifikasi kerentanan dan kerawanan pangan di atas menggunakan alat analisis MINITAB sebagai alat analisis statistika yang dapat mengkompilasi sekaligus beberapa variabel untuk analisis komposit. Kemudian untuk sebaran kerawanan dan ketahanan pangan menggunakan Arcgis, suatu alat pemetaan yang sudah banyak digunakan dalam analisis spasial. Melalui analisa komponen utama ( Principal Component Analysis/PCA) telah ditentukan komponen yang mempengaruhi dalam penyusunan kerawanan pangan di Barito Kuala melalui 7 (tujuh) indikator tersebut dihasilkan komponen-komponen yang mempengaruhi sebagai berikut : Komponen utama / PC 1 Jumlah Warung/toko kelontongan, fasilitas kesehatan, Komponen utama / PC 2 Akses jalan, persentase kemiskinan, Komponen utama / PC 3 Gizi buruk, akses jalanm, Komponen utama / PC 4 Fasilitas kesehatan, Kematian balita dan ibu melahirkan, Komponen utama / PC 5 Persentase kemiskinan, akses jalan, Komponen utama / PC 6 Fasilitas Kesehatan, kematian balita dan ibu melahirkan.Hasil penelitian ini menyimpulkan ada 12 desa yang masuk katagori prioritas 1 berpotensi rawan pangan, masuk katagori prioritas 2 waspada rawan pangan sebanyak 26 desa, untuk katagori prioritas 3 awas rawan pangan terdapat 65 desa dan masuk katagori prioritas 4, prioritas 5, prioritas 6 dalam kondisi aman rawan pangan totalnya sebanyak 97 desa. Strategi peningkatan ketahanan pangan perlu dilakukan melalui pendekatan jalur ganda ( twin track approaches ) yaitu : Pendekatan jangka pendek dengan mengupayakan membangun peningkatan perekonomian masyarakat pedesaan yang berbasis pertanian pada upaya peningkatan nilai tambah dan peluang penyediaan lapangan kerja. Pendekatan jangka menengah dan panjang adalah dengan memenuhi kecukupan pangan dan gizi golongan masyarakat miskin dan rawan pangan dengan pendekatan pemberdayaan melibatkan partisipasi dan peran akitf seluruh komponen.
其他摘要:Penelitian ini untuk mengetahui indikator dan pemetaan daerah resiko kerawanan pangan di Kabupaten Barito Kuala. Memetakan kondisi ketahanan/kerawanan pangan di Barito Kuala. Mengidentifikasi dan menganalisis isu dan permasalahan terkait kemungkinan potensi resiko kerawanan pangan di Barito Kuala. Data dan informasi yang telah dikumpulkan (data sekunder dan data primer) kemudian dilakukan pemutakhiran data, kompilasi, tabulasi data dan mengolah data spasial (pemetaan). Metode yang digunakan dalam identifikasi kerentanan dan kerawanan pangan di atas menggunakan alat analisis MINITAB sebagai alat analisis statistika yang dapat mengkompilasi sekaligus beberapa variabel untuk analisis komposit. Kemudian untuk sebaran kerawanan dan ketahanan pangan menggunakan Arcgis, suatu alat pemetaan yang sudah banyak digunakan dalam analisis spasial. Melalui analisa komponen utama ( Principal Component Analysis/PCA) telah ditentukan komponen yang mempengaruhi dalam penyusunan kerawanan pangan di Barito Kuala melalui 7 (tujuh) indikator tersebut dihasilkan komponen-komponen yang mempengaruhi sebagai berikut : Komponen utama / PC 1 Jumlah Warung/toko kelontongan, fasilitas kesehatan, Komponen utama / PC 2 Akses jalan, persentase kemiskinan, Komponen utama / PC 3 Gizi buruk, akses jalanm, Komponen utama / PC 4 Fasilitas kesehatan, Kematian balita dan ibu melahirkan, Komponen utama / PC 5 Persentase kemiskinan, akses jalan, Komponen utama / PC 6 Fasilitas Kesehatan, kematian balita dan ibu melahirkan.Hasil penelitian ini menyimpulkan ada 12 desa yang masuk katagori prioritas 1 berpotensi rawan pangan, masuk katagori prioritas 2 waspada rawan pangan sebanyak 26 desa, untuk katagori prioritas 3 awas rawan pangan terdapat 65 desa dan masuk katagori prioritas 4, prioritas 5, prioritas 6 dalam kondisi aman rawan pangan totalnya sebanyak 97 desa. Strategi peningkatan ketahanan pangan perlu dilakukan melalui pendekatan jalur ganda ( twin track approaches ) yaitu : Pendekatan jangka pendek dengan mengupayakan membangun peningkatan perekonomian masyarakat pedesaan yang berbasis pertanian pada upaya peningkatan nilai tambah dan peluang penyediaan lapangan kerja. Pendekatan jangka menengah dan panjang adalah dengan memenuhi kecukupan pangan dan gizi golongan masyarakat miskin dan rawan pangan dengan pendekatan pemberdayaan melibatkan partisipasi dan peran akitf seluruh komponen.