摘要:Studi ini bertujuan melakukan analisis gender terhadapketerlibatan perempuan perajin batik dalam menjaga warisan budaya serta peran pentingnya sebagai pencari nafkah dalam keluarga. Sebagai pekerjainformal, mereka bekerja dalam mekanisme putting out-system yang longggarsehingga hak-hak sebagai tenaga kerja terabaikan. Penelitian gender inimenggunakan teknik analisis Harvard untuk mengkaji aspek akses, kontrol,serta manfaat terkait peran perempuan perajin batik dalam sektor domestikrumah tangga dan produksi batik. Hasil studi menunjukkan bahwa dalamsektor domestik perempuan mengerjakan hampir semua urusan domestik darimenyiapkan makanan sampai mengurus anak. Dalam hal ini, peran sebagaipencari nafkah tidak menghilangkan pekerjaan dalam ruang domestiknya. Disisi lain, perempuan dalam memproduksi batik memiliki akses, kontrol danmanfaat yang terbatas mengingat keterbatasan perempuan dalam aksesmodal, upah dari juragan yang kurang layak, waktu kerja yang tidak terkontrol,serta akses jaringan dan pemasaran yang rendah. Di samping itu, aspekgender dalam ketenagakerjaan telah menempatkan perempuan perajin batiksebagai pekerja yang mengalami subordinasi dan marginalisasi. Pekerjaanperempuan dalam membatik dianggap bukan pekerjaan utama sehingga hakhak mereka terabaikan. Mereka juga mengalami pemiskinan ekonomi karenaupah yang tidak pernah naik serta ancaman dari produksi batik cap.
其他摘要:Studi ini bertujuan melakukan analisis gender terhadapketerlibatan perempuan perajin batik dalam menjaga warisan budaya serta peran pentingnya sebagai pencari nafkah dalam keluarga. Sebagai pekerjainformal, mereka bekerja dalam mekanisme putting out-system yang longggarsehingga hak-hak sebagai tenaga kerja terabaikan. Penelitian gender inimenggunakan teknik analisis Harvard untuk mengkaji aspek akses, kontrol,serta manfaat terkait peran perempuan perajin batik dalam sektor domestikrumah tangga dan produksi batik. Hasil studi menunjukkan bahwa dalamsektor domestik perempuan mengerjakan hampir semua urusan domestik darimenyiapkan makanan sampai mengurus anak. Dalam hal ini, peran sebagaipencari nafkah tidak menghilangkan pekerjaan dalam ruang domestiknya. Disisi lain, perempuan dalam memproduksi batik memiliki akses, kontrol danmanfaat yang terbatas mengingat keterbatasan perempuan dalam aksesmodal, upah dari juragan yang kurang layak, waktu kerja yang tidak terkontrol,serta akses jaringan dan pemasaran yang rendah. Di samping itu, aspekgender dalam ketenagakerjaan telah menempatkan perempuan perajin batiksebagai pekerja yang mengalami subordinasi dan marginalisasi. Pekerjaanperempuan dalam membatik dianggap bukan pekerjaan utama sehingga hakhak mereka terabaikan. Mereka juga mengalami pemiskinan ekonomi karenaupah yang tidak pernah naik serta ancaman dari produksi batik cap