摘要:Perilaku yang tidak terdapat pada deksripsi pekerjaan secara formal dalam sebuah pekerjaan tetapi jika dilakukan akan dihargai atau dapat disebut sebagai Organizational Citizenship Behavior . Perilaku ini muncul karena terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi, salah satunya kepemimpinan transformasional. Selain karakteristik seorang pemimpin, organisasi perlu menyadari bahwa setiap karyawan mempunyai latar belakang budaya atau kultur yang berbeda. Culture Intelligence hadir untuk memahami keberagaman dari berbagai budaya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui hubungan culture intelligence dan organizational citizenship behavior dengan kepemimpinan transformasional sebagai variabel mediator, (2) mengetahui hubungan culture intelligence dan organizational citizenship behavior (3) mengetahui hubungan culture intelligence dengan kepemimpinan transformasional, (4) mengetahui hubungan kepemimpinan transformasional dan organizational citizenship behavior . Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan sampel sebanyak 73 karyawan yang terdiri dari 44 karyawan laki-laki dan 29 karyawan perempuan . Hasil uji hipotesis menunjukkan persamaan langsung antara culture intelligence dan organizational citizenship behavior sebesar 0,203, sementara persamaan tidak langsung antara culture intelligence dan organizational citizenship behavior yang dimediatori oleh kepemimpinan transformasional adalah sebesar 0,378. Penelitian ini bersifat mediasi sempurna dikarenakan hubungan culture intelligence dan organizational citizenship behavior bernilai tidak signifikan positif, sedangkan untuk hubungan culture intelligence dan kepemimpinan transformasional serta hubungan kepemimpinan transformasional dan organizational citizenship behavior bernilai positif dan signifikan. Berdasarkan hasil tersebut, culture intelligence dan organizational citizenship behavior yang dimediatori oleh kepemimpinan transformasional terdapat hubungan yang signifikan dan positif.
其他摘要:Perilaku yang tidak terdapat pada deksripsi pekerjaan secara formal dalam sebuah pekerjaan tetapi jika dilakukan akan dihargai atau dapat disebut sebagai Organizational Citizenship Behavior . Perilaku ini muncul karena terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi, salah satunya kepemimpinan transformasional. Selain karakteristik seorang pemimpin, organisasi perlu menyadari bahwa setiap karyawan mempunyai latar belakang budaya atau kultur yang berbeda. Culture Intelligence hadir untuk memahami keberagaman dari berbagai budaya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui hubungan culture intelligence dan organizational citizenship behavior dengan kepemimpinan transformasional sebagai variabel mediator, (2) mengetahui hubungan culture intelligence dan organizational citizenship behavior (3) mengetahui hubungan culture intelligence dengan kepemimpinan transformasional, (4) mengetahui hubungan kepemimpinan transformasional dan organizational citizenship behavior . Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan sampel sebanyak 73 karyawan yang terdiri dari 44 karyawan laki-laki dan 29 karyawan perempuan . Hasil uji hipotesis menunjukkan persamaan langsung antara culture intelligence dan organizational citizenship behavior sebesar 0,203, sementara persamaan tidak langsung antara culture intelligence dan organizational citizenship behavior yang dimediatori oleh kepemimpinan transformasional adalah sebesar 0,378. Penelitian ini bersifat mediasi sempurna dikarenakan hubungan culture intelligence dan organizational citizenship behavior bernilai tidak signifikan positif, sedangkan untuk hubungan culture intelligence dan kepemimpinan transformasional serta hubungan kepemimpinan transformasional dan organizational citizenship behavior bernilai positif dan signifikan. Berdasarkan hasil tersebut, culture intelligence dan organizational citizenship behavior yang dimediatori oleh kepemimpinan transformasional terdapat hubungan yang signifikan dan positif.