摘要:Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu ( q uasi eksperimen ). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial (2x2), dengan Pengetahuan awal sebagai variabel moderator. Hasil penelitian menunjukan: 1. Hipotesis1, diperoleh F hitung sebesar 34,4 dan F tabel 3,95, karena F hitung lebih besar dari F tabel (34,4 > 3,95) maka H 0 ditolak dan H I diterima. Dengan begitu dapat diartikan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik yang di ajar dengan model Discovery Learning lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional, 2. hipotesis II juga diperoleh F hitung sebesar 17,2 dan F tabel 3,95, karena F hitung lebih besar dari F tabel (17,2 > 3,95) maka H 0 ditolak, H I diterima. Hal ini berarti bahwa motivasi belajar yang dimiliki peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran Discovery Learning lebih baik dari pada motivasi peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional yang menggunakan metode diskusi, 3. Hipotesis III diperoleh F hitung sebesar 11,4 dan F tabel 3,95 Karena F hitung juga lebih besar dari F tabel (11,4 > 3,95) maka H 0 ditolak dan H I diterima. Disimpulkan bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara model Discovery Learning dengan motivasi peserta didik kemampuan berpikir kritis peserta didik.
其他摘要:Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu ( q uasi eksperimen ). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial (2x2), dengan Pengetahuan awal sebagai variabel moderator. Hasil penelitian menunjukan: 1. Hipotesis1, diperoleh F hitung sebesar 34,4 dan F tabel 3,95, karena F hitung lebih besar dari F tabel (34,4 > 3,95) maka H 0 ditolak dan H I diterima. Dengan begitu dapat diartikan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik yang di ajar dengan model Discovery Learning lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional, 2. hipotesis II juga diperoleh F hitung sebesar 17,2 dan F tabel 3,95, karena F hitung lebih besar dari F tabel (17,2 > 3,95) maka H 0 ditolak, H I diterima. Hal ini berarti bahwa motivasi belajar yang dimiliki peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran Discovery Learning lebih baik dari pada motivasi peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional yang menggunakan metode diskusi, 3. Hipotesis III diperoleh F hitung sebesar 11,4 dan F tabel 3,95 Karena F hitung juga lebih besar dari F tabel (11,4 > 3,95) maka H 0 ditolak dan H I diterima. Disimpulkan bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara model Discovery Learning dengan motivasi peserta didik kemampuan berpikir kritis peserta didik.