摘要:Hiburan bagi anak-anak adalah sebuah kebutuhan. Ia dapat dijadikan sarana untuk pendidikan, misalnya adalah film kartoon TV. Film adalah model tayangan yang bersifat multimedia, yang menempati bentuk hiburan yang disukai oleh anak-anak. Kualitas film yang ditentukan isi dan jenis informasinya. Sebagai sebuah hasil peradaban informasi yang dikemas dalam film tidak selalu bebas nilai. Perbedaan tujuan dari produser dengan pasar cukup memengaruhi hasil akhir film tersebut. Demikian juga perbedaan budaya asal pembuatan film tersebut dengan budaya pemirsa dapat menjadi sebab terjadinya perbenturan nilai, yang tidak jarang bertentangan dengan nilai-nilai luhur yang dianut oleh komunitas lain. Film kartoon Shinchan yang akhir-akhir ini mengundang komentar dan keprihatinan dipandang sebuah film hasil peradaban yang ditengarai berisi persoalan desakralisasi nilai-nilai agama. Hal ini terlihat misal dari kata-kata kotor, jorok, kasar dan asbun kepada orang tua. dalam makalah ini akan dikaji “Generasi Shinchan”, berdasarkan data-data polling Jawa Pos dengan pendekatan Cultivation analysis, yakni sebuah metode yang dapat digunakan untuk menganalisis akibat-akibat ideologis dan kultural dan informasi massal terhadap anak-anak.