摘要:Perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang, berupa membakar rokok dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya. Meskipun berbahaya bagi kesehatan, pada kenyataannya perilaku merokok tetap meningkat secara kuantitas. Menurut Conrad dan Miller (dalam Sitepoe, 2000:17), dorongan psikologis menyebabkan seseorang berperilaku merokok dengan alasan untuk mengalihkan kecemasan yang dialaminya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-non eksperimental. Pengujian daya beda aitem alat ukur menggunakan uji Product Moment, sedangkan estimasi reliabilitasnya menggunakan koefisien reliabilitas Alpha. Penelitian ini mengambil sample dari sebagian mahasiswa laki-laki pada Program Studi Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI Madiun dengan jumlah sample 132 mahasiswa dengan menggunakan teknik incidental sampling. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dengan kecenderungan kepribadian neurotisme, artinya tingginya kecenderungan kepribadian neurotisme tidak berhubungan dengan tingginya perilaku merokok. Demikian pula sebaliknya, rendahnya kecenderungan kepribadian neurotisme tidak berhubungan dengan rendahnya perilaku merokok. Tidak adanya hubungan antara perilaku merokok dengan kecenderungan kepribadian neurotisme pada kemungkinan disebabkan karena ada faktor-faktor lain selain kepribadian neurotisme yang juga mempengaruhi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memiliki perilaku merokok. Faktor-faktor tersebut menurut Smet (1994:294-295), antara lain: lingkungan sosial, seperti teman sebaya, orangtua, saudara dan media.
其他摘要:Perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang, berupa membakar rokok dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya. Meskipun berbahaya bagi kesehatan, pada kenyataannya perilaku merokok tetap meningkat secara kuantitas. Menurut Conrad dan Miller (dalam Sitepoe, 2000:17), dorongan psikologis menyebabkan seseorang berperilaku merokok dengan alasan untuk mengalihkan kecemasan yang dialaminya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-non eksperimental. Pengujian daya beda aitem alat ukur menggunakan uji Product Moment, sedangkan estimasi reliabilitasnya menggunakan koefisien reliabilitas Alpha. Penelitian ini mengambil sample dari sebagian mahasiswa laki-laki pada Program Studi Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI Madiun dengan jumlah sample 132 mahasiswa dengan menggunakan teknik incidental sampling. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dengan kecenderungan kepribadian neurotisme, artinya tingginya kecenderungan kepribadian neurotisme tidak berhubungan dengan tingginya perilaku merokok. Demikian pula sebaliknya, rendahnya kecenderungan kepribadian neurotisme tidak berhubungan dengan rendahnya perilaku merokok. Tidak adanya hubungan antara perilaku merokok dengan kecenderungan kepribadian neurotisme pada kemungkinan disebabkan karena ada faktor-faktor lain selain kepribadian neurotisme yang juga mempengaruhi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memiliki perilaku merokok. Faktor-faktor tersebut menurut Smet (1994:294-295), antara lain: lingkungan sosial, seperti teman sebaya, orangtua, saudara dan media.