期刊名称:Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
印刷版ISSN:2528-0767
电子版ISSN:2527-8495
出版年度:2018
卷号:3
期号:2
页码:149-158
DOI:10.17977/um019v3i2p149-158
出版社:Universitas Negeri Malang
摘要:Advokat merupakan profesi yang bebas dan mandiri. Dalam putusan Mahkamah Konstitusi
nomor 112/PUU–XII/2014 & 36/PUU–XIII/2015. yang menarik adalah putusan tersebut memutuskan
persoalan sumpah pada pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Advokat namun berdampak kepada Pasal
28 ayat (1) mengenai Organisasi Advokat. Penulisan ini merupakan kajian normatif yang menggunakan
pendekatan konsep dan pendekatan perundang-undangan, diharapkan dapat menggali dan
menemukan kedudukan organisasi advokat pasca putusan Mahkamah Konstitusi nomor 112/PUU–
XII/2014 & 36/PUU–XIII/2015. Dari kajian ini diketahui bahwa ternyata Mahkamah Konstitusi tidak
berwenang untuk memutuskan organisasi mana yang legitimate, meskipun organisasi Advokat juga
dapat disebut sebagai lembaga negara.
其他摘要:Advocate is a free and independent profession. According to the Constitutional Court
Decision number 112/PUU–XII/2014 & 36/PUU–XIII/2015. It is interesting that the decision has
decided the issue of oath in Article 4 Paragraph (1) Advocate Law, but affects Article 28 Paragraph (1)
concerning Advocates Organization. This research is a normative research that uses conceptual
approach and legislative approach, which hopefully can dig up and find out the position of Advocates
Organizations after the Constitutional Court Decision number 112/PUU–XII/2014 & 36/PUU–
XIII/2015. It is known from the research that the Constitutional Court is unauthorized to decide
which organization is legitimate, although Advocates Organization can also be named as state
institution.