摘要:Konservasi masih cenderung dimaknai oleh banyak warga Unnes dengan perwujudan kampus yang hijau cenderung bersifat absurd pada sistem yang dibangun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, berusaha mendapatkan informasi selengkap mungkin implementasi 7 pilar konservasi UNNES di FIP. Subjek penelitian adalah civitas akademika di FIP. Teknik pengumpulan data memakai wawancara, dokumentasi dan observasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menyimpulkan pemahaman civitas akademika FIP terhadap wacara konservasi belum menujukkan sepenuhnya paham secara menyeluruh dari segi konteks makna koseervasi. Menunjukkan bahwa dari pejabat memiliki pemahaman lebih baik dibanding beberapa civitas akademika lain yang ada di FIP, baik itu mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan maupun tenaga teknis lainnya. Implementasi 7 pilar konservasi yang ada di lingkungan FIP masih menonjolkan beberapa pilar dominan saja yaitu arsitektur hijau dan transportasi internal. Pilar nirkertas; konservasi etika, seni dan budaya; kaderisasi konservasi; keanekaragaman hayati; pengelolaan limbah; dan energi bersih menjadi runtutan rensta sekaligus dimasukkan dalam perioritas yang membutuhkan pengembangan besar ke depan. Sedangkan pada faktor penghambat dan pendukung 7 pilar konservasi menempatkan psikologi mental perhatian utama. Komitmen dan partisipasi bersama menjadi tanggung jawab untuk mendukung, menjaga, memantau dan berkoordinasi dalam mewujudkan universitas konservasi yang unggul, sehat dan sejahtera.