摘要:Ketatnya persaingan di daerah perkotaan mendorong orang melakukan tindak
kejahatan untuk bertahan hidup. Tindak kejahatan yang dialami para korbannya
mampu mempengaruhi kesejahteraan mereka. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisa gambaran subjective well-being korban tindak kejahatan
pencurian dan penculikan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
metode wawancara dan observasi terhadap dua orang korban kejahatan di kota
Jakarta. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
Miles dan Huberman yaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Metode triangulasi dan member check digunakan
untuk mengecek konsistensi hasil wawancara. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah secara umum tindak kejahatan mempengaruhi subjective
well-being para korbannya. Perasaan takut dan trauma merupakan dampak yang
paling terlihat meskipun tingkat keparahannya berbeda pada kedua subyek
berdasarkan tipe kejahatan yang dialami. Subyek pertama merasa takut setelah
mengalami perampokan walaupun pada akhirnya dapat melakukan aktivitas
seperti biasa. Subyek kedua mengalami trauma berkepanjangan hingga saat ini
setelah mengalami tindak penculikan dengan indikasi perdagangan manusia
(human trafficking).