摘要:Desa Mayong Lor sebagai salah satu desa di Kecamatan Mayong Jepara, secara historis telah lama dikenal sebagai daerah sentra industri seni kerajinan keramik tradisional atau seni gerabah rakyat. Potensi usaha keramik itu telah menjadi sumber ekonomi desa dan warga masyarakatnya antargenerasi. Di tengah bergugurannya industri serupa, fenomena perkeramikan tersebut, hingga kini secara tradisional masih tetap bertahan dan berlanjut. Penelitian ini bertujuan mengkaji masalah bagaimana mekanisme budaya yang dilakukan oleh para perajin untuk mempertahankan dan memberlanjutkan perkeramikan tersebut. Dua strategi dasar untuk mengkaji masalah penelitian ini menggunakan pendekatan teoretis konsep enkulturasi dan keramik tradisional serta pendekatan metodologis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. Pertama, perilaku perajin keramik Mayong Lor dalam memproduksi seni gerabah ini merupakan hasil pewarisan tradisi turun-temurun dari para orang tuanya melalui proses enkulturasi di dalam lingkungan keluarganya. Kedua, perilaku hasil pewarisan ini oleh para perajin diwariskan juga kepada anak-anak mereka masing-masing. Ketiga, pola pewarisan dalam proses enkuluturasi itu menggunakan pendekatan mengajarbelajar sambil bekerja melalui metode pembiasaan, peniruan, dan internalisasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, untuk mempertahankan dan memberlanjutkan potensi seni tradisi, pihak yang berkepentingan disarankan menggunakan pola enkulturasi dalam keluarga sebagai strategi pembinaannya.