摘要:Ukir telah menjadi ikon Jepara, namun sampai saat ini Jepara belum memiliki museum ukir, sebagaimana Kudus yang telah memiliki museum kretek, dan Pekalongan dengan museum batik. Sesungguhnya ukir sebagai fenomena budaya, tampaknya perlu dilestarikan, digenerasikan secara sadar dan terencana. Pendidikanlah tampaknya yang paling tepat untuk merealisasikannya. Jepara telah menetapkan mata pelajaran Kerajinan Ukir sebagai muatan lokal, dalam lingkungan pendidikan formal. Hal tersebut sudah barang tentu perlu berbagai penguatan salah satunya adalah pendirian museum.ukir. Museum ukir tidak hanya digunakan untuk menyimpan benda-benda kuno yang bersifat dokumentatif akan tetapi juga baru yang edukatif dan juga rekreatif. Dalam konteks pendidikan, kontribusi utama museum adalah sebagai sumber belajar. Hal ini sejalan dengan pemikiran-pemikiran pendidikan kontekstual maupun pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang digulirkan saat ini.