摘要:Analisis Break Even Point (BEP) atau titik impas merupakan teknik analisa yang dilakukan untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, laba yang diharapkan dan volume penjualan/penyewaan. Secara Umum analisa ini juga memberikan gambaran kepada Pihak manajemen perusahaan atau Yayasan untuk mengetahui berapakah penjualan atau penyewaan minimal dalam 1 periode akuntansi agar kegiatan operasionalnya tidak mengalami kerugian. Penelitian dilakukan di Yayasan GSG PCR yang bergerak dibidang jasa yaitu sebagai gedung kegiatan akademik kemahasiswaan maupun penyewaan berbagai macam acara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa BEP dari penyewaan GSG pada tahun 2016. Oleh karena itu, peneliti melakukan perhitungan BEP GSG PCR untuk acara pernikahan berdasarkan produk-produk yang disewa. Adapun hasil BEP (Paket) GSG tahun 2016 secara keseluruhan yaitu sebanyak 16 kali penyewaan minimal yang harus didapatkan dan BEP (Rp) dari semua produk yaitu sebesar Rp399.500.000 yang harus didapatkan dalam setahun agar mencapai titik impas. Target laba penyewaan minimal sebesar 30% yang diinginkan untuk semua produk yang disewakan, sehingga BEP (Paket) yang harus dicapai yaitu sebanyak 28 kali penyewaan dalam setahun untuk mencapai titik impas. Dari hasil penelitian pada tahun 2016, penyewaan GSG PCR telah mendapatkan perencanaan laba sebesar 47% atau melebihi dari target yang diinginkan sehingga BEP telah tercapai.