摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan etika bermedia sosial ala
Nahdlatul Ulama (NU) melalui pendekatan saintifik pada Kurikulum 2013. Dewasa
ini, begitu banyak informasi hoaks yang tersebar di dunia maya, di mana salah
siswa menjadi bagian darinya. Oleh sebab itu, penelitian ini penting dilakukan
agar siswa dapat lebih kritis dalam menanggapi informasi yang beredar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis konten sebagai
pendekatannya. Adapun temuan penelitian ini adalah internalisasi prinsip
tabayun mendorong siswa untuk tidak bersikap apologis dan selalu kritis
terhadap informasi yang didapatkan. Selain itu, hal ini mendorong mereka
menggali informasi sebanyak-banyaknya sehingga muncul budaya literasi. Prinsip
kejujuran dan kebermanfaatan informasi juga mendorong para siswa untuk dapat
mengolah informasi dan mengkomunikasikan hasil investigasi secara obyektif.
Selain itu, etika menjaga lisan menjadi pijakan bagi siswa untuk menyampaikan
pendapat dan informasi yang diperoleh dengan cara yang damai.
其他摘要:This study aims to develop ethics in utilizing social media in the style of
Nahdlatul Ulama within Scientific Approach in the 2013 National Curriculum.
Currently, hoax massively spreads in cyberspace, in which students become
some parts of it. Hence, this research is important so that students are able to
be more critical in responding to circulated information. This study employs of
qualitative research with content analysis approach. Results show that
internalization of tabayun principle encourages students not apological and
always critical towards information. In addition, this encourages them to extract
information which enhances their literacy. The principle of honesty and the
usefulness of information also encourage students to be able to process
information and communicate the investigation results objectively. In addition,
ethics in verbal communication becomes the foundation for students to deliver
information in a peaceful way.