摘要:Kampung menjadi hambatan besar dalam proses modernisasi perkotaan di era globalisasi. 70 % area perkotaan di negara sedang berkembang seperti Indonesia adalah kampung. Kampung masih dipandang sebagai sisi negatif dan sebagai beban perkotaan. Fakta empiris menunjukan bahwa kampung kota melakukan kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri. Kampung memiliki kekuatan lokal yang berbeda, masing-masing kampung menunjukan kekhususan yang dimiliki kampung. Secara umum, aspek sosial merupakan kekuatan lokal suatu kampung. Tulisan ini bertujuan untuk mencari pemahaman awal tentang kampung kota dalam dimensi ilmu arsitektur kota, melalui pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Analisa matriks antara keilmuan arsitektur dan konteks keberlanjutan kampung kota dipahami sebagai upaya pengembagan pengetahuan dini tentang keunikan dan kompleksitas kampung kota berbasis kuliner. Prosedur penelitian kualitatif digunakan dalam tahap-tahap kegiatan penelitian. Kampung Bustaman salah satu kampung kota yang mampu memberikan inspirasi gagasan/ide bagi kampung yang lain. Bustaman merupakan pengetahuan baru tentang arsitektur kampung di era kekinian, yang menunjukan kekuatan lokal yang dinamis dan sinergik. Kampung Bustaman menunjukan kelebihan dan kekurangan sebagai satu kampung kota pada umumnya. Kelebihan tersebut antara lain adalah potensial artefak dalam lingkungan kampung, kegiatan ekonomi lokal kuliner, keterbukaan sistem kekerabatan sosial, budaya masyarakat perkotaan kekinian, dan keterbukaan bagi pihak luar. Sedang kelemahannya adalah infrastruktur yang rentan, kondisi fisik lingkungan yang rendah, dan tingkat sosial ekonomi penghuni yang lemah.
其他摘要:This paper is aimed to find an understanding of urban kampung in the dimensions of
urban architecture, through a qualitative descriptive research approach. Matrix analysis between
architectural and urban sustainability has been understood as an effort to develop knowledge about
the uniqueness and complexity of culinary-based urban kampung. Preparation of matrix analysis
based on literature review and continued with empirical deepening in field with qualitative descriptive
research procedure. Kampung is still seen as a negative side and as an urban burden. Empirical facts
show that urban kampung conduct activities of daily life independently. Kampung has local strengths
and local wisdom based on the social culture of the kampung community which becomes one of the
peculiarities of the kampung.
The village culture is able to push the place value into phenomenal and able to survive on urban
development. It takes an opposite view to defend the urban space. Kampung Bustaman one of the
urban kampung that is able to inspire ideas for other villages. Bustaman is a new knowledge of
kampung architecture in the present era, which shows a dynamic and synergic local power. Kampung
Bustaman shows advantages and disadvantages as a township in general. The advantages include
potential artifacts in the village environment, culinary local economic activities, openness social kinship
system, urban community culture and contemporary openness for outsiders. The weaknesses are the
vulnerable infrastructure, the low physical condition of the environment, and the socio-economic level
of the weak occupants.