摘要:Tujuan penelitian ini adalah menemukan makna infertilitas istri dalam keluarga Jawa melalui eksplorasi pengalaman infertilitasnya.Pendekatan fenomenologi dengan interpretative phenomenological analysis/IPA dipilih karena berfokus untuk memahami peristiwa dari sudut pandang subjek mengenai peristiwa tertentu dengan prosedur analisis data yang terperinci. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur pada dua orang istri infertil dalam usia produktif dan tinggal bersama suami yang berasal dari keluarga Jawa.Eksplorasi pengalaman subjek terhadap pengalaman infertilitas pada penelitian ini dipahami sebagai situasi yang memberikan tekanan dan sulit untuk dilalui, namun tidak hanya dipahami sebagai ancaman, tapi subjek juga memahami infertilitas sebagai tatangan yang membawa perubahan positif dalam hidup.Situasi infertilitas menjadi situasi yang memberi tekanan karena pribadi yang fokus pada harapan untuk dapat menghadirkan anak.Infertilitas menjadi kondisi yang memberikan tekanan (stressful condition) karena adanya tekanan dari dalam diri atau dari lingkungan yang mengharapkan mereka mampu menghadirkan anak.Keinginan untuk mengurangi konflik dalam diri merupakan keinginan yang wajar dan diimplementasikan dengan usaha-usaha yang berfokus untuk mengurangi tekanan.Usaha-usaha yang dipakai untuk mengurangi tekanan mengarahkan setiap individu pada bentuk perubahan positif yang dirasakan.Perubahan positif ini disebut juga sebagai posttraumatic growth karena adanya pertumbuhan pribadi setelah kondisi stres berupa relasi pernikahan dan keluarga yang semakin berkualitas, serta kehidupan spiritual yang lebih matang.
其他摘要:Tujuan penelitian ini adalah menemukan makna infertilitas istri dalam keluarga Jawa melalui eksplorasi pengalaman infertilitasnya.Pendekatan fenomenologi dengan interpretative phenomenological analysis/IPA dipilih karena berfokus untuk memahami peristiwa dari sudut pandang subjek mengenai peristiwa tertentu dengan prosedur analisis data yang terperinci. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur pada dua orang istri infertil dalam usia produktif dan tinggal bersama suami yang berasal dari keluarga Jawa.Eksplorasi pengalaman subjek terhadap pengalaman infertilitas pada penelitian ini dipahami sebagai situasi yang memberikan tekanan dan sulit untuk dilalui, namun tidak hanya dipahami sebagai ancaman, tapi subjek juga memahami infertilitas sebagai tatangan yang membawa perubahan positif dalam hidup.Situasi infertilitas menjadi situasi yang memberi tekanan karena pribadi yang fokus pada harapan untuk dapat menghadirkan anak.Infertilitas menjadi kondisi yang memberikan tekanan (stressful condition) karena adanya tekanan dari dalam diri atau dari lingkungan yang mengharapkan mereka mampu menghadirkan anak.Keinginan untuk mengurangi konflik dalam diri merupakan keinginan yang wajar dan diimplementasikan dengan usaha-usaha yang berfokus untuk mengurangi tekanan.Usaha-usaha yang dipakai untuk mengurangi tekanan mengarahkan setiap individu pada bentuk perubahan positif yang dirasakan.Perubahan positif ini disebut juga sebagai posttraumatic growth karena adanya pertumbuhan pribadi setelah kondisi stres berupa relasi pernikahan dan keluarga yang semakin berkualitas, serta kehidupan spiritual yang lebih matang.