摘要:Mengasuh penyandang cacat ganda sudah tentu membutuhkan waktu, usaha, serta tenaga yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman yang dialami oleh subjek terkait dengan keputusannya untuk bekerja sebagai pengasuh bagi anak penyandang cacat ganda. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Subjek penelitian ini adalah dua orang pengasuh panti asuhan cacat ganda yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun. Teknik pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive serta pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebersyukuran merupakan faktor utama yang memengaruhi kedua subjek untuk akhirnya mengambil keputusan mengabdikan dirinya bekerja sebagai pengasuh panti asuhan cacat ganda. Namun, subjek pertama memiliki tingkat kebersyukuran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan subjek kedua. Hal tersebut dapat dilihat dari keikhlasannya dalam mengorbankan harta bendanya untuk anak-anak yang ia asuh. Selain kebersyukuran, keinginan untuk membuat anak penyandang cacat ganda menjadi lebih berkembang dan dapat diterima oleh masyarakat juga menjadi pertimbangan kedua subjek untuk bekerja sebagai pengasuh panti asuhan cacat ganda.
其他摘要:Mengasuh penyandang cacat ganda sudah tentu membutuhkan waktu, usaha, serta tenaga yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman yang dialami oleh subjek terkait dengan keputusannya untuk bekerja sebagai pengasuh bagi anak penyandang cacat ganda. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Subjek penelitian ini adalah dua orang pengasuh panti asuhan cacat ganda yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun. Teknik pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive serta pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebersyukuran merupakan faktor utama yang memengaruhi kedua subjek untuk akhirnya mengambil keputusan mengabdikan dirinya bekerja sebagai pengasuh panti asuhan cacat ganda. Namun, subjek pertama memiliki tingkat kebersyukuran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan subjek kedua. Hal tersebut dapat dilihat dari keikhlasannya dalam mengorbankan harta bendanya untuk anak-anak yang ia asuh. Selain kebersyukuran, keinginan untuk membuat anak penyandang cacat ganda menjadi lebih berkembang dan dapat diterima oleh masyarakat juga menjadi pertimbangan kedua subjek untuk bekerja sebagai pengasuh panti asuhan cacat ganda.