摘要:Penelitian ini bermaksud untuk melihat pengalaman subjek dalam menjalankan tradisi Kliwonan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memahami makna tradisi Kliwonan menurut para tokoh masyarakat di Batang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Metode tersebut berfokus pada pengalaman yang diperoleh subjek melalui kehidupan pribadi dan sosialnya. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah tiga orang yakni tokoh masyarakat di Batang yang terdiri dari kepala Disbudpar, sesepuh adat dan ketua takmir Masjid Agung. Subjek dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa dalam pengalamannya mengikuti tradisi Kliwonan terdapat tiga hal pokok yaitu: perjalanan melakukan tradisi Kliwonan, pemahaman nilai tradisi, dan konsekuensi positif pasca melakukan tradisi Kliwonan. Keputusan melakukan ritual didorong oleh keinginan dari dalam dirinya dan dukungan dari keluarga. Ritual ini bertujuan untuk tolak balak, mempercepat jodoh dan mendapatkan keberkahan. Subjek melihat adanya perubahan tata cara yang terjadi pada proses ritual antara dahulu dengan yang sekarang, dahulu orang datang selalu melakukan ritual namun sekarang orang yang datang hanya sekedar belanja di pasar malam karena Alun-alun sebagai tempat ritual telah betransformasi menjadi pasar malam. Ritual ini bagi subjek bermakna sebagai penghormatan kepada leluhur dan pengingat supaya lebih mendekatkan diri kepada Yang Kuasa, oleh karenanya subjek tetap berupaya untuk melestarikan tradisi-tradisi yang telah diwariskan di tengah segala perubahan yang terjadi. Hal positif yang didapatkan subjek dari tradisi Kliwonan ini adalah menjadi lebih aktif membantu orang lain. Subjek merasa bersyukur serta muncul rasa senang dan tentram dalam dirinya saat mampu menolong orang lain di sekitarnya.
其他摘要:Penelitian ini bermaksud untuk melihat pengalaman subjek dalam menjalankan tradisi Kliwonan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memahami makna tradisi Kliwonan menurut para tokoh masyarakat di Batang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Metode tersebut berfokus pada pengalaman yang diperoleh subjek melalui kehidupan pribadi dan sosialnya. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah tiga orang yakni tokoh masyarakat di Batang yang terdiri dari kepala Disbudpar, sesepuh adat dan ketua takmir Masjid Agung. Subjek dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa dalam pengalamannya mengikuti tradisi Kliwonan terdapat tiga hal pokok yaitu: perjalanan melakukan tradisi Kliwonan, pemahaman nilai tradisi, dan konsekuensi positif pasca melakukan tradisi Kliwonan. Keputusan melakukan ritual didorong oleh keinginan dari dalam dirinya dan dukungan dari keluarga. Ritual ini bertujuan untuk tolak balak, mempercepat jodoh dan mendapatkan keberkahan. Subjek melihat adanya perubahan tata cara yang terjadi pada proses ritual antara dahulu dengan yang sekarang, dahulu orang datang selalu melakukan ritual namun sekarang orang yang datang hanya sekedar belanja di pasar malam karena Alun-alun sebagai tempat ritual telah betransformasi menjadi pasar malam. Ritual ini bagi subjek bermakna sebagai penghormatan kepada leluhur dan pengingat supaya lebih mendekatkan diri kepada Yang Kuasa, oleh karenanya subjek tetap berupaya untuk melestarikan tradisi-tradisi yang telah diwariskan di tengah segala perubahan yang terjadi. Hal positif yang didapatkan subjek dari tradisi Kliwonan ini adalah menjadi lebih aktif membantu orang lain. Subjek merasa bersyukur serta muncul rasa senang dan tentram dalam dirinya saat mampu menolong orang lain di sekitarnya.
关键词:Kliwonan; makna Kliwonan; tokoh masyarakat Batang
其他关键词:Kliwonan;makna Kliwonan;tokoh masyarakat Batang