摘要:Penelitian ini bermaksud memahami makna spiritualitas Begawan Ciptaning sebagai perwujudan Arjuna ketika bertapa dalam lakon Arjuna Wiwaha melalui pandangan masing-masing subjek. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi, data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur. Subjek penelitian berjumlah 5 (lima) orang yang merupakan dalang dan para pakar dalam dunia pewayangan yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling . Hasil penelitian menemukan bahwa Begawan Ciptaning sebagai wujud Arjuna ketika bertapa oleh kelima subjek dimaknai sebagai pencapaian keheningan cipta sehingga setiap permohonannya dapat dikabulkan. Selanjutnya secara umum pemaknaan subjek terhadap bentuk spiritualitas Begawan Ciptaning adalah upaya dalam mencapai manunggaling kawula Gusti atau penyatuan hamba dengan sang Pencipta melalui laku bertapa serta menunjukkan adanya keseimbangan lahir batin. Keseimbangan tersebut ditunjukkan dengan Begawan Ciptaning yang bertapa membawa senjata sebagai bentuk darmanya sebagai kesatria namun memiliki rasa manembah yang tinggi tercermin dengan tapa yang dilakukan. Selain itu bentuk spiritualitas Begawan Ciptaning juga dimaknai sebagai upaya dalam mengenali hakikat diri untuk menemukan fokus diri ketika menjalankan darma atau kewajiban dan upaya pencapaian cita-cita serta kesempurnaan hidup.
其他摘要:Penelitian ini bermaksud memahami makna spiritualitas Begawan Ciptaning sebagai perwujudan Arjuna ketika bertapa dalam lakon Arjuna Wiwaha melalui pandangan masing-masing subjek. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi, data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur. Subjek penelitian berjumlah 5 (lima) orang yang merupakan dalang dan para pakar dalam dunia pewayangan yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling . Hasil penelitian menemukan bahwa Begawan Ciptaning sebagai wujud Arjuna ketika bertapa oleh kelima subjek dimaknai sebagai pencapaian keheningan cipta sehingga setiap permohonannya dapat dikabulkan. Selanjutnya secara umum pemaknaan subjek terhadap bentuk spiritualitas Begawan Ciptaning adalah upaya dalam mencapai manunggaling kawula Gusti atau penyatuan hamba dengan sang Pencipta melalui laku bertapa serta menunjukkan adanya keseimbangan lahir batin. Keseimbangan tersebut ditunjukkan dengan Begawan Ciptaning yang bertapa membawa senjata sebagai bentuk darmanya sebagai kesatria namun memiliki rasa manembah yang tinggi tercermin dengan tapa yang dilakukan. Selain itu bentuk spiritualitas Begawan Ciptaning juga dimaknai sebagai upaya dalam mengenali hakikat diri untuk menemukan fokus diri ketika menjalankan darma atau kewajiban dan upaya pencapaian cita-cita serta kesempurnaan hidup.