摘要:Pergantian pimpinan dalam kepolisian selalu berlangsung pada beberapa periode. Setiap pimpinan menunjukkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda, salah satunya kepemimpinan resonan, yaitu di mana pemimpin mampu menggerakkan orang-orang di kelompoknya dengan penuh kekuatan, gairah, ketegasan, dan empati. Penerapan kepemimpinan resonan di instansi yang dipersepsikan negatif oleh anggota dapat menjadikannya stresor di lingkungan kerja yang menjurus pada job burnout, yaitu kelelahan berlebihan baik fisik, mental, maupun emosional dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan resonan dengan job burnout pada anggota kepolisian di Polres Tegal, serta mengetahui besarnya sumbangan efektif yang didapatkan. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang negatif antara kepemimpinan resonan dengan job burnout pada anggota kepolisian di Polres Tegal. Subyek penelitian adalah anggota polisi di Polres Tegal yang berjumlah 234 orang. Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua Skala Psikologi, yaitu Skala Job Burnout (27 aitem valid, ƒÑ = 0,887) dan Skala Kepemimpinan Resonan (32 aitem valid, ƒÑ = 0,941). Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi kepemimpinan resonan dengan job burnout anggota sebesar -0,650 dengan p = 0,000 (p<0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima, yaitu terdapat hubungan negatif antara kepemimpinan resonan dengan job burnout pada anggota kepolisian di Polres Tegal. Hal ini berarti bahwa semakin positif persepsi penerapan kepemimpinan resonan di instansi, maka semakin rendah job burnout yang akan dialami oleh anggota. Sumbangan efektif kepemimpinan resonan terhadap job burnout sebesar 42,3%, sedangkan 57,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini.
其他摘要:Pergantian pimpinan dalam kepolisian selalu berlangsung pada beberapa periode. Setiap pimpinan menunjukkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda, salah satunya kepemimpinan resonan, yaitu di mana pemimpin mampu menggerakkan orang-orang di kelompoknya dengan penuh kekuatan, gairah, ketegasan, dan empati. Penerapan kepemimpinan resonan di instansi yang dipersepsikan negatif oleh anggota dapat menjadikannya stresor di lingkungan kerja yang menjurus pada job burnout, yaitu kelelahan berlebihan baik fisik, mental, maupun emosional dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan resonan dengan job burnout pada anggota kepolisian di Polres Tegal, serta mengetahui besarnya sumbangan efektif yang didapatkan. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang negatif antara kepemimpinan resonan dengan job burnout pada anggota kepolisian di Polres Tegal. Subyek penelitian adalah anggota polisi di Polres Tegal yang berjumlah 234 orang. Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua Skala Psikologi, yaitu Skala Job Burnout (27 aitem valid, ƒÑ = 0,887) dan Skala Kepemimpinan Resonan (32 aitem valid, ƒÑ = 0,941). Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi kepemimpinan resonan dengan job burnout anggota sebesar -0,650 dengan p = 0,000 (p<0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima, yaitu terdapat hubungan negatif antara kepemimpinan resonan dengan job burnout pada anggota kepolisian di Polres Tegal. Hal ini berarti bahwa semakin positif persepsi penerapan kepemimpinan resonan di instansi, maka semakin rendah job burnout yang akan dialami oleh anggota. Sumbangan efektif kepemimpinan resonan terhadap job burnout sebesar 42,3%, sedangkan 57,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini.