出版社:Program Studi Ilmu Lingkungan,Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro
摘要:Peningkatan frekuensi kejadian banjir merupakan salah satu indikasi ketidakberhasilan pengelolaan DAS.Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam di DAS Solo cenderung intensif dari hulu sampai hilir, hal ini mengakibatkan penurunan daya dukung DAS.Untuk mengembalikan daya dukung DAS diperlukan upaya monitoring dan evaluasi DAS.Tahap awal yang perlu dilakukan adalah memastikan ketepatan penanganan pada daerah rawan banjir dengan penentuan daerah prioritas.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui daerah prioritas penanganan banjir di DAS Solo (Sub DAS Kali Madiun- Sub DAS Solo Hilir) berdasarkan tingkat kerawanan banjir.Kerawanan banjir dipengaruhi oleh kondisi topografi yang berhubungan dengan akumulasi aliran sehingga pada penelitian ini digunakan metode Topographic Wetness Index (TWI) untuk menentukan menentukan daerah rawan banjir.Nilai TWI tinggi menunjukkan bahwa daerah memiliki kerawanan banjir yang tinggi dan berasosiasi dengan topografi datar dengan kerapatan aliran yang tinggi. Metode ini berbasis data raster dengan data berasal dari DEM (Digital Elevation Model) 30 m yang diturunkan menjadi lereng melalui spatial analysis toolsdan akumulasi aliran (flowaccumulation) dianalisis menggunakan Watershed Delineation Tools (WDT). Berdasarkan hasil analisis, prioritas penanganan banjir ditentukan pada daerah kriteria rawan-sangat rawan dengan TWI 11.65-38.30 yang teridentifikasi sebesar 387098.23 ha (39.68%). Penanganan banjir di DAS Solo diprioritaskan pada 1) Kabupaten Bojonegoro seluas 105215.13 ha 2) Ngawi (56810.68 ha), 3) Madiun (44102.06 ha), 4) Tuban seluas 43072.06 ha,dan 5) Ponorogo (35853.62 ha).
关键词:prioritas; kerawanan; banjir; topographic wetness index; DAS Solo