期刊名称:Scientific Journals of the Maritime University of Szczecin
印刷版ISSN:1733-8670
电子版ISSN:2392-0378
出版年度:2016
卷号:46
页码:54-57
DOI:10.17402/118
语种:English
出版社:MUS
摘要:One of the factors affecting a ship’s safety during its voyage is the ability to detect encounter situations.Navigators mostly use two parameters:closest point of approach (CPA) and time to CPA (TCPA).Their limit values,considered as safe,depend on the parameters of the vessel,geographic area,and weather conditions.These limits are set by the navigator and are based on his experience;however,in specific situations,there is a need to use other parameters,such as ship domain.It is very important for the automated communication system to determine the critical moment when intership communication should be started.The article presents an algorithm of automatic detection of situations where the communication should be initiated.The influence of data relating to the vessel,geographic area,and weather conditions can be taken into account.The output produced by the program,based on the authors’ algorithm,is presented.
其他摘要:Pelayanan satu pintu atau One Stop Service (OSS) adalah salah satu langkah yang dapat dilakukan di berbagai daerah untuk meningkatkan investasi dan adanya pelayanan satu pintu diharapkan terjadi pemangkasan birokrasi sehingga proses perijinan yang semula berbelitbelit menjadi lebih pendek.Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kepuasan investor yang sedang melakukan proses perijinan di Kota Semarang.Ada 50 pegawai yang memiliki kemungkinan untuk menduduki bagian pelayanan sehingga jumlah pegawai yang ikut tes sebanyak 50 pegawai yang sudah ditunjuk oleh pimpinan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT).Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini analisis IPA (Importance and Performance Analysis).Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) IQ pegawai yang merupakan salah satu dari hard skill pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang berada pada kriteria rata–rata.Untuk tes cara kerja yang masih mendapatkan nilai kurang yaitu kecepatan kerja,ketelitian kerja,kestabilan kerja dan ketahanan kerja.Sedangkan untuk soft skill,yang masih mendapatkan nilai kurang adalah komunikasi,kepercayaan diri,pengendalian diri dan kestabilan emosi sehingga hanya 14 pegawai yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi pegawai pelayanan (front desk) yang langsung berhadapan dengan responden (front desk).(2) Analisa mengenai tingkat kepuasan responden menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan kepada responden belum memenuhi keinginan dari responden karena nilai rata–rata kinerja lebih rendah dibandingkan harapan responden. (3) Dengan mempertimbangkan hard skill dan soft skill pegawai dalam model pelayanan publik yang memuaskan investor maka kepuasan investor yang sedang melakukan proses perijinan dapat meningkat..