期刊名称:Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship
印刷版ISSN:2407-5434
电子版ISSN:2407-7321
出版年度:2017
卷号:3
期号:1
页码:24-33
DOI:10.17358/ijbe.3.1.24
语种:English
出版社:Bogor Agricultural University
摘要:In 2015,total imports of corn in Indonesia reached 3.1 million tons due to lower corn production of Indonesia.One way to overcome this is to apply the technology mechanization in the cultivation process as practiced by the country largest corn producer in the world.The purpose of this study is to know the level of competitiveness of mechanized corn cultivation and manual.In addition,it is to determine the effect of government policy on competitiveness of both type of corn cultivation.The analytical method used is the Policy Analysis Matrix (PAM).The analysis showed that mechanized corn cultivation is competitive so that the business is feasible to be developed.It is seen from the DRC and PCR- corn agribusiness based on mechanization level values that less than one is 0.54 and 0.50.The manual corn cultivation,however,only show a competitive advantage but does not have a comparative advantage.Output policy is a policy that better influence both type mechanized and manual corn cultivation.
其他摘要:Pada tahun 2015,total impor jagung di Indonesia mencapai 3.1 juta ton disebabkan produksi jagung Indonesia yang rendah.Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan teknologi mekanisasi dalam proses budidaya seperti yang dilakukan oleh negara-negara penghasil jagung terbesar di dunia.Tujuan penelitian ini mengetahui kondisi dayasaing budidaya jagung yang dilakukan secara mekanisasi dan manual.Di samping itu,untuk mengetahui pengaruh kebijakan pemerintah terhadap dayasaing budidaya jagung secara mekanisasi dan manual.Metode analisis yang digunakan adalah Policy Analysis Matrix (PAM).Hasil analisis menunjukkan Budidaya jagung secara mekanisasi memiliki dayasaing sehingga bisnis tersebut layak untuk dikembangkan.Hal ini dilihat dari nilai DRC dan PCR agribisnis jagung berbasis mekanisasi yang benilai kurang dari satu,yaitu 0.54 dan 0.50.Berbeda halnya dengan budidaya jagung secara mekanisasi,budidaya jagung secara manual diketahui hanya memiliki keunggulan kompetitif namun tidak memiliki keunggulan komparatif.Kebijakan output merupakan kebijakan yang paling berpengaruh baik untuk budidaya jagung secara mekanisasi maupun manual.