摘要:Buku yang disunting oleh Dan Woodman dan Andy Bennett ini penting untuk dibaca dan direfleksikan secara kritis oleh akademisi,aktivis,dan pembuat kebijakan yang peduli dengan isu-isu kepemudaan di Indonesia. Dalam ranah kajian kepemudaan pada level global,Dan Woodman bersama koleganya,Johanna Wyn dari Universitas Melbourne,Australia,adalah ahli kajian kepemudaan yang terkenal dengan perspektif generasi sosial,sedangkan Andy Bennett dari Griffith University,Australia,adalah ahli budaya kaum muda yang terkenal dengan konsep post-subcultures. Secara eksplisit tujuan utama dalam buku ini adalah menjembatani dua perspektif utama dalam tradisi Anglo-Saxon kajian kepemudaan (youth studies) yang dalam perjalanannya terpisah satu sama lain dalam proses produksi dan akumulasi pengetahuan yaitu perspektif budaya dan perspektif transisi. Perspektif transisi biasanya mengkaji transisi pemuda dari domain pendidikan menuju dunia kerja,mengidentifikasi pola-pola transisi,dan ketimpangan struktur sosial serta umumnya metode yang digunakan adalah kuantitatif. Di sisi yang lain,perspektif budaya memfokuskan kajian pada bentuk-bentuk budaya kaum muda,khususnya terkait dengan musik dan fesyen serta gaya hidup dengan menggunakan metode etnografi (Furlong,Woodman,dan Wyn 2011; Woodman dan Bennett 2015). Para akademisi kajian kepemudaan dari kedua perspektif tersebut seringkali tidak berkomunikasi satu sama lain,menjaga .