摘要:Banyak vila di Ubud memilih lokasi di sekitar areal pertanian milik petani yang tergabung dalam institusi Subak.Terdapat kesepakatan bahwa vila wajib memberikan bantuan atau sumbangan material ke institusi setempat,termasuk Subak.Kesepakatan menyumbang-disumbang dalam praktik pariwisata tersebut telah melahirkan logika karitatif dan jauh dari konteks keberlanjutan pembangunan pariwisata.Tulisan ini ditujukan untuk memberikan arahan bagi keberlanjutan praktik pariwisata di Ubud,Bali melalui pemutusan logika karitatif tersebut.Kebutuhan data untuk mencapai tujuan dengan observasi dan wawancara yang kemudian dibahas secara deskriptif.Hasil pembahasan menunjukkan bahwa terdapat dualisme cara pandang terhadap pertanian yang berimplikasi pada aktivitas eksklusif kelompok,khususnya petani maupun vila.Setiap kelompok berupaya untuk mempertahankan eksistensi dualisme tersebut dengan menerapkan berbagai siasat,yang dapat berujung pada tata relasi konfliktual.Untuk itu dibutuhkan panduan sosial guna memutus mata rantai logika karitatif dengan membangun ranah pariwisata bersama antara petani dengan vila melalui wisata Subak atau agrowisata.
其他摘要:Many villas in Ubud is located around agricultural land owned by farmers who are members of Subak.There is a deal that the villas are required to provide material contributions to local institutions,including Subak.Such contributions produce caritative framework which not in line towards the sustainability of tourism development.This paper addresses to offer the guidelines of sustainable tourism practice in Ubud,Bali.To fulfill this purpose,data has been collected from observations and interviews with selected informants and then analyzed descriptively.The analysis indicated that there is dualism perspective against agriculture,which has implications towards exclusivity in-group,especially farmers and villas.Each group attempts to maintain the dualism perspective by applying various tactics,which can lead to disharmonies relations between groups.It requires social guidance in order to reduce caritative framework by creating common tourism sphere through agrotourism.